Dalam tradisi masyarakat Jawa, burung Perkutut menjadi salah satu simbol kesempurnaan seorang laki-laki.
Pria Jawa yang sudah di anggap mapan, yaitu: Wismo: Rumah, Garwo: Istri, Turonggo: Kuda, Kukilo: Burung (khususnya burung Perkutut) dan Curigo: Keris.
Dengan memiliki ke lima hal tersebut, maka seorang pria telah dinyatakan sempurna dalam menjalani hidup. Adanya klangenan dapat menciptakan ketenangan batin yang akan mengusir energi negatif dalam dirinya maupun tempat tinggalnya.
Mitos Perkutut Lokal yang Dipercaya Masyarakat
Banyak masyarakat percaya bahwa burung perkutut lokal merupakan hewan gaib, yang bahkan sering dijadikan sebagai hewan pesugihan. Berikut ini beberapa mitos perkutut lokal yang dipercayai oleh masyarakat.
Burung perkutut merupakan hewan gaib
Mitos yang pertama ini merupakan salah satu mitos perkutut yang paling terkenal. Banyak masyarakat yang percaya bahwa perkutut merupakan jelmaan dewa.
Sehingga dijadikan hewan peliharaan Prabu Brawijaya dari Majapahit. Banyak yang percaya bahwa burung perkutut yang dijadikan peliharaan oleh Prabu Brawijaya itu merupakan jelmaan Pangeran Padjajaran bernama Joko Mangu.
1. Burung perkutut mendatangkan keberuntungan
Burung perkutut dipercayai akan membawa keberuntungan untuk pemiliknya. Terlebih jika burung itu merasa cocok dan percaya dengan pemiliknya.
2. Burung perkutut mendatangkan kesialan
Mitos satu ini justru sangat terbalik dengan mitos sebelumnya. Banyak juga masyarakat yang percaya bahwa burung perkutut mendatangkan kesialan untuk pemiliknya.
Burung perkutut yang mendatangkan kesialan biasanya memiliki ciri-ciri, seperti bulu, suara kicau, dan jam kicau yang tidak jelas.
3. Menjadi hewan pesugihan
Burung perkutut lokal ini juga dekat dengan hal-hal gaib dan beberapa orang memanfaatkannya sebagai hewan pesugihan.
Nama pesugihannya adalah “Pesugihan Kutut Manggung” dan dilakukan untuk melancarkan karir dan kekayaan. Jenis burung perkutut yang dimanfaatkan untuk ini biasanya burung perkutut songgo ratu.
4. Hewan peliharaan yang setia
Mitos perkutut lokal berikutnya adalah burung perkutut itu hewan peliharaan yang sangat setia kepada pemiliknya. Kalau sudah cocok dan nyaman dengan pemiliknya, burung perkutut tidak akan kabur meski sangkarnya dibuka.
5. Burung perkutut bisa berubah menjadi ular
Cerita tentang burung perkutut lokal yang berubah menjadi ular sudah sering didengar oleh penggemarnya, namun hal ini tetap menjadi misteri sampai sekarang.
Jika dipikirkan secara logis, hal ini tentu mustahil karena keduanya hewan yang sangat berbeda. Akan tetapi kalau berkaitan dengan hal gaib, hal ini mungkin saja terjadi.
Kalau Anda memperhatikan corak dan warna bulu burung perkutut, sekilas memang tampak mirip dengan bentuk sisik ular. Warna dan lurik pada bulunya ini berfungsi sebagai alat pertahanan dari ancaman.
Yakni dengan berkamuflase seperti ular di saat-saat tertentu. Jadi burung perkutut bukan bisa berubah menjadi ular, melainkan hanya melakukan kamuflase.
Mitos Perkutut Lokal
Mitos Perkutut Lokal Sesuai Jenisnya
Selain berbagai mitos di atas, ada mitos-mitos lain terkait dengan burung perkutut sesuai dengan jenisnya sebagai berikut.
1. Mitos burung perkutut hitam
Burung perkutut hitam merupakan salah satu jenis burung perkutut yang paling banyak dipelihara masyarakat.
Burung ini dikenal juga dengan nama “Kol Buntet” dan dianggap sebagai rajanya burung perkutut.
Pemiliknya dipercaya akan memperoleh aura keberuntungan yang sangat kuat jika memelihara burung perkutut ini.