blank
Wali Kota Muchamad Nur Azis menytambut kunjungan Tim USAID Diversity, Equity, Inclusion and Accesibility (DEIA) Officers dari Wahington DC, Amerika Serikat,di Kampung Habitat, Kelurahan Panjang, Kecamatan Magelang Tengah. (Bag Prokompim, Pemkot Magelang)

MAGELANG (SUARABARU.ID) – Tim USAID Diversity, Equity, Inclusion and Accesibility (DEIA) Officers dari Wahington DC, Amerika Serikat, beberap hari lalu berkunjung ke Kota Magelang, tepatnya di Kampung Habitat, Kelurahan Panjang, Kecamatan Magelang Tengah.

Tim disambut Wali Kota Muchamad Nur Azis, Wakil Wali M Mansyur, Bunda Sanitasi Mrs Niken Ichtiaty dan Kepala OPD terkait.

USAID Chief DEIA Officer, Neneh Diallo, mengaku merasa terhormat bisa datang ke Kota Magelang untuk mempelajari lebih lanjut tentang kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Amerika Serikat melalui USAID.

‘’Bersama-sama kita membantu masyarakat memiliki akses yang setara terhadap air minum dan sanitasi aman. Selama beberapa tahun ke depan, USAID akan bekerja secara khusus di delapan provinsi sasaran di Indonesia, untuk membantu meningkatkan fasilitas air dan sanitasi serta mempromosikan perilaku kebersihan yang positif,’’ terang Neneh.

Kepala Bappeda Kota Magelang Handini Rahayu mengutarakan, USAID melalui program USAID IUWASH Tangguh bekerja sama dengan Pemkot Magelang mendorong untuk terus dilakukannya pengarusutamaan gender dalam seluruh sektor dan bidang pembangunan, baik pada aras institusi (pemerintah) maupun komunitas.

Menurutnya, Pemkot Magelang komitmen dalam mendorong pengarusutamaan dalam pembangunan Kota Magelang, termasuk di dalamnya adalah sektor air minum sanitasi dan perilaku hygiene.

Karena upaya-upaya itu pula Kota Magelang pada tahun 2021 masuk dalam 10 besar indeks pembangunan gender di Jawa Tengah dengan capaian 95,54%.

‘’Di masyarakat, pemerintah juga sangat fasilitatif tumbuhnya berbagai organisasi masyarakat atau tokoh panutan masyarakat sebagai wadah bersama masyarakat dalam membangun kotanya. Beberapa di antaranya adalah tim monev partisipatif di seluruh kelurahan yang diakui legalitasnya berdasarkan surat keputusan masing-masing lurah. Kemudian Forum Tembang Tidar (FTT) sebagai wadah bersama kader Kesehatan di tingkat kota,’’ papar Dini, panggilan akrabnya.

Kunjungan kerja USAID bersama dengan Kementerian PPN/Bappenas juga dapat dilihat sebagai peluang bagi Kota Magelang untuk mempromosikan model-model pembangunan sektor air minum sanitasi dan perilaku hygiene perkotaan, yang mengedepankan kesetaraan dan inklusi yang melibatkan berbagai pelaku pembangunan.

‘’Selain itu, dialog yang akan terbangun dalam kunjungan nanti bisa dilakukan sebagai bagian dari upaya koordinasi, advokasi, dan sosialisasi antar pelaku pembangunan, baik yang ada di pusat maupun daerah tentang hal-hal yang telah dilakukan Kota Magelang,’’ ujarnya.

Adapun output kunjungan ini antara lain poin-poin pembelajaran tentang kolaborasi berbagai pelaku pembangunan dalam mewujudkan layanan air minum dan sanitasi yang setara dan inklusi dan poin pembelajaran tentang pelaksanaan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) di Kota Magelang.

Wakil Wali Kota Magelang M Mansyur mengatakan, , salah satu permasalahan Kota Magelang terkait akses sanitasi dan air bersih adalah, belum semua masyarakat memiliki akses air minum dan sanitasi yang layak dan aman.

Dalam upaya perbaikan dan peningkatan akses sanitasi dan air minum, Pemkot Magelang menggandeng berbagai stakeholder. Diantaranya Forum Tembang Tidar dan Tim Monev Partisipatif. Forum tersebut dibentuk atas inisiasi dari USAID IUWASH plus dalam upaya peningkatan kesadaran masyarakat di bidang sanitasi, air minum dan penyehatan lingkungan.

‘’Supaya kesadaran masyarakat terkait sanitasi dapat lebih meningkat, Pemkot Magelang juga menobatkan istri Wali Kota Magelang yakni Niken Ichtiaty sebagai Bunda Sanitasi Kota Magelang. Keberadaan Bunda Sanitasi juga merupakan salah satu bukti dukungan terhadap pengarusutamaan gender di Kota Magelang,’’ tutur Mansyur.

Lebih lanjut, masyarakat dari berbagai kelompok dan golongan mulai dari anak-anak, perempuan, lansia, dan difabel juga dilibatkan dalam proses pembangunan melalui musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang).

Direktur Perumahan dan Kawasan Permukiman Kementerian PPN/Bappenas Tri Dewi Virgianti berharap, Bunda Sanitasi bisa menyebar di Jawa Tengah dan mengajak bunda-bunda pendamping kepala daerah yang lain bersama-sama bergerak memimpin perubahan perilaku yang ada di daerahnya masing-masing.

‘’Semoga bisa didukung Kota Magelang menjadi contoh dan inspirasi bagi kabupaten/kota lain di Jawa Tengah. Karena belajar dari sesama kota, daerah biasanya lebih efektif,’’ ungkapnya. (pemkotmgl)