SUARABARU.ID Kurang lebih 10% daratan di Indonesia terdiri dari tanah lunak. “Hal itu menjadi problem besar dalam membangun sarana dan prasarana transportasi darat seperti rel kereta api, jalan tol dan jalan pada umumnya. Khususnya saat harus membuat konstruksi badan jalan,” ungkap Bambang Widodo dalam ujian terbuka di Program Doktor Teknik Sipil Unissula Sabtu (28/1). Oleh karenanya salah satu solusinya dengan melakukan rekayasa agar badan jalan tersebut aman dan stabil.
Salah satu rekayasa yang berhasil ia lakukan adalah konstruksi cerucuk matras bambu. Konstruksi cerucuk matras bambu sangat pas sebagai perkuatan tanah dasar yang lunak dengan muka air tanah tinggi untuk memikul beban timbunan.
“Saya telah meneliti dan menguji coba hal itu cukup lama di Tambak Lorok dan Alas Tuo, Kota Semarang,” ujarnya. Adapun tujuan penelitiannya adalah memberikan metode solusi pekerjaan timbunan yang berada di atas tanah lunak dengan menggunakan material utama bambu dengan menganalisis pengaruh tebal matras, pengaruh jarak cluster, dan pengaruh jenis cluster terhadap tinggi timbunan.
“Alasan penggunaan bambu karena tersedia di mana-mana, bambu pada kondisi jenuh tidak lapuk, harga lebih murah. Bambu merupakan material berwawasan lingkungan (green building),” tambahnya.
Metoda yang dilakukan adalah melakukan uji tanah. Menyusun model skala penuh dan pengamatan model sesuai tahapan konstruksi. Pengujian kekakuan matras bambu dan cluster cerucuk bambu. Melakukan perhitungan balik (back calculated) berdasarkan hasil pengamatan skala penuh dengan bantuan program bantu Plaxis 2D.
“Cerucuk matras bambu ini bisa sebagai alternatif perkuatan tanah lunak yang ekonomis, berwawasan lingkungan. Kajian detail tentang konstruksi cerucuk matras bambu juga dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan dalam rancang bangun,” pungkasnya.
Dr Bambang Widodo adalah Kaprodi Teknik Sipil Untag Semarang. Ia merupakan lulusan Program Doktor Teknik Sipil Fakultas Teknik Unissula yang ke sepuluh. Lulus dengan IPK 3.8. Adapun para penguji antara lain Ir Rachmat Mudiyono MT PhD, Prof Ir Pratikso MST PhD, Dr Abdul Rochim ST MT, Prof Dr Ir Antonius MT, Prof Ir S Imam Wahyudi DEA, Prof Dr Ir Bambang Haryadi MSc dan Dr Ir Rindra Karlinasari MT.