Oleh: Subekhan
JEPARA (SUARABARU.ID)- Mendengar kabar duka atas wafatnya KH. Ubaidillah Noor Umar, Mustasyar PCNU Jepara, warga Nahdliyyin khususnya dan Jepara pada umumnya merasa kehilangan.
Sosok tegas, disiplin, teguh memegang prinsip itu kembali keharibaan Sang Kholiq meninggalkan jejak-jejak pengabdian bukan saja di Jepara, namun juga di Pangkalan Bun Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah.
“Kalau kamu ingin berjuang mengembangkan NU ayo ikut saya ke Pangkalan Bun Kotawaringin. Di sana banyak lahan dakwah.” Tuturnya suatu saat.
Mbah Ubaid, demikian beliau sering dipanggil menjadi cermin perjuangan dan berkhidmat. Beliau sering menasehati para generasi muda untuk teguh memegang prinsip perjuangan jangan sampai loyo dan lemah. Beliau sering pasang badan, tampil terdepan untuk menegakkan prinsip-prinsip keadilan dan kemaslahatan.
Dalam suatu kesempatan saat pengurus LP. Ma’arif NU Jepara sowan ke kediaman beliau banyak nasihat dan wejangan yang beliau sampaikan agar LP. Ma’arif kokoh, mandiri, dan teguh dalam mengawal pendidikan, termasuk perguruan tinggi Unisnu.
Disamping dikenal sebagai sosok kharismatik, beliau juga dikenal sebagai pribadi yang luas pergaulannya dan humble, Di kalangan pejabat, politisi, kiai, santri nama beliau cukup populer. Demikian juga di kalangan lintas agama, Mbah Ubaid menjadi pengayom kehidupan antarumar beragama. Beliau didaulat sebagai ketua KUB (Kerukunan umat Beragama) Donorojo.
Mbah Ubaid harus pulang kembali keharibaan Ilahi setelah berjibaku mengobati penyakit yang diderita. Sekitar pukul 12.21 WIB. hari Kamis, 5 Januari 2023 di RSUP Kariadi Semarang beliau menghembuskan nafas yang terakhir.
Meninggalkan istri dan putra-putri tercinta, lembaga pendidikan, dan pondok pesantren baik di Jepara maupun di Pangkalan Bun Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah. Selamat jalan Mbah Ubaid, semoga teladanmu dapat menjadi spirit perjuangan generasi ke generasi.
(Subekhan, Pengurus LP Ma’arif NU Jepara)
