KUDUS (SUARABARU.ID) – DPRD Kabupaten Kudus membuka posko pengungsian bencana banjir, Minggu (1/1). Pembukaan posko yang berada di aula gedung dewan ini menyusul genangan banjir yang kian meluas.
Pantauan di lapangan, sekitar 100 warga yang mengungsi di aula DPRD Kudus. Sebagian besar mereka merupakan warga Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan yang sebagian wilayahnya mulai tergenang.
Ketua DPRD Kudus, Masan mengatakan pembukaan posko pengungsian di aula dewan ini sebagai bentuk kepedulian wakil rakyat atas bencana banjir melanda sejumlah wilayah Kabupaten Kudus.
“Pembukaan posko ini dengan menggunakan dana swadaya para anggota dewan,”kata Masan.
Menurut Masan, lokasi aula gedung DPRD dinilai cukup representatif mengingat ruangannya yang cukup luas.
Selain itu, ketersediaan sarana MCK juga mencukupi jika digunakan untuk pengungsi dalam jumlah banyak.
Selain menyediakan tempat pengungsian, posko DPRD ini juga membuka dapur umum guna menyediakan kebutuhan makanan bagi mereka yang mengungsi.
Yang cukup unik, makanan bagi para pengungsi ini disajikan dengan cara prasmanan alias pengungsi bisa mengambil sendiri makanan yang mereka perlukan.
“Penyajian ala prasmanan ini bukan tanpa alasan. Selain menghemat tenaga karena tidak perlu membungkus, pengungsi juga bisa makan sesuai kebutuhan,”paparnya.
Kebutuhan minum pun disediakan melalui sejumlah dispenser yang tersedia di beberapa sudut lokasi. Sehingga pengungsi tak perlu khawatir kehabisan air minum.
“Secara psikologis, dengan pasokan logistik melimpah, tak akan ada pengungsi yang berebut atau menyembunyikan makanan dan minuman sendiri-sendiri,”tandasnya.
Selain menyediakan kebutuhan makanan untuk warga yang mengungsi, dapur umum DPRD nantinya juga akan memasok kebutuhan makanan bagi warga yang masih bertahan di rumahnya meski banjir sudah menggenang.
“Nasi bungkus akan didropping bagi warga yang masih bertahan di rumahnya masing-masing,”ujarnya.
Sejauh ini, gelombang pengungsi akibat banjir Kudus masih terus mengalir. Data dari BPBD, jumlah pengungsi hingga malam ini mencapai 500 orang lebih yang tersebar di beberapa titik.
Ali Bustomi