JAKARTA (SUARABARU.ID)– Menkopolhukam RI yang juga Ketua Dewan Penyantun Universitas Semarang (USM), Prof Dr Mohammad Mahfud MD mengapresiasi kemajuan Universitas Semarang (USM).
Mahfud juga menyambut gembira bertambahnya beberapa doktor dan guru besar di USM.
”Saya selaku ketua Dewan Penyantun USM bangga dan gembira atas kemajuan yang diperoleh USM yaitu bertambahnya beberapa doktor. Dalam waktu dekat juga akan bertambah 2 guru besar. Ini menunjukkan tekad dan keseriusan Yayasan Alumni Undip dan USM mencapai unggul,” ungkap Prof Mahfud saat penyerahan SK Anggota Dewan Penyantun USM dari Yayasan Alumni Undip kepada mantan Jaksa Agung Dr (HC) Herdarman Supandji SH CH dan mantan Dirut BNI Sigit Pramono SE MBA di Rumah Dinas Menkopolhukam RI Jakarta pada Selasa malam (6/12/2022).
Penyerahan SK tersebut disaksikan Ketua Pembina Yayasan Alumni Undip Prof Sudharto P Hadi PhD, anggota Pembina Yayasan Alumni Undip Ir Soeharsojo IPU, Rektor USM Dr Supari MT.
Prof Mahfud mengatakan, Herdarman Supandji merupakan ketua Umum DPP IKA Undip (2012-2017), sedangkan Sigit Pramono adalah ketua Umum DPP IKA Undip (2007-2012).
Dia berharap, kemajuan ini diikuti peningkatan sistem governansi, SDM, Penjaminan Mutu, keuangan, dan lain-lain. Selain itu, dia juga mengapreasiasi berbagai fasilitas yang sudah ada di USM seperti Gedung Menara Prof. Muladi, Gedung Parkir dengan berbagai fasilitas pendukungnya seperti kantin, cafe, termasuk taman USM yang cukup menarik serta menambah ruang terbuka hijau di kampus USM.
Hal lain yang mendapat perhatian Menkopolhukam RI itu adalah rencana peningkatan fasilitas untuk kegiatan olahraga dan budaya oleh USM.
Sementara Rektor USM Dr Supari mengatakan, selain penyerahan SK, para tokoh Yayasan Alumni Undip dan USM ini membahas banyak hal terkait kemajuan kampus USM, di antaranya strategi menuju USM unggul.
“Di sela-sela penyerahan SK anggota dewan penyatun USM, kami membahas banyak hal di antaranya strategi USM unggul, pendalaman governansi perguruan tinggi, termasuk peran perguruan tinggi dalam menguatkan ideologi bangsa, seiring dengan kekhawatiran lunturnya ideologi akibat masuknya paham-paham dari luar yang tidak dapat dicegah sebagai dampak dari era keterbukaan seiring dengan kemajuan teknologi dan budaya masyarakat global,” ungkap Supari.
Muhaimin