SEMARANG (SUARABARU.ID)- ”Di era yang serba digital ini khususnya dalam marketing online, untuk mendapatkan pelanggan membutuhkan gambar visual dan audio visual yang menarik. Itu sebabnya dibutuhkan skill kemampuan fotografi, videografi dan editing yang mumpuni.”
Hal itu diungkapkan Kaprogdi S1 Ilmu Komunikasi USM, Edi Nurwahyu Juliyanto S.Sos., MI.Kom saat memberikan sambutan pada Pelatihan Videografi sekaligus Fotografi yang diselenggarakan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Semarang (USM) via zoom, Selasa (8/11/2022).
Dia mengatakan, materi fotografi dan videografi yang berorientasi ke bisnis ini selalu menarik untuk dibahas apalagi saat masih usia muda.
”Manfaatkan selagi masih muda untuk mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya khususnya untuk masa depan,” ungkapnya.
Sementara itu, narasumber pertama, Raka Pamungkas menjelaskan, banyak aspek yang harus diperhatikan untuk menciptakan video yang bagus.
”Video sinematic bukanlah video yang asal rekam dan asal bokeh, sinematic adalah video yang terkonsep, terencana, dan bukan hanya sekadar merekam,” tuturnya.
Founder Rapapa Project ini juga mengatakan, berdasarkan pengalaman kendala awal saat memulai di dunia videografi ini adalah alat.
”Jangan berkecil hati dengan gelar yang kalian miliki, teruslah konsisten membuat hasil karya kalian sendiri walaupun impian yang kalian tuju terasa tidak mungkin,” pungkasnya.
Hal senada diungkapkan narasumber kedua, Muhammad Haikal. Menurutnya, konsisten adalah kuncinya. ”Jangan ragu, jangan pilih-pilih, manfaatkan semua kesempatan seperti ikut dalam komunitas dan berani mengambil semua job di semua acara,” jelasnya.
Pemilik Aurora Studio ini juga mengatakan, pilihlah kamera dan lensa yang tepat sesuai genre fotografi yang digeluti agar memudahkan saat bekerja nanti.
”Ibaratkan bumbu masakan, selain alat yang memadai, seorang fotografer juga harus bisa editing. Alat yang memadai dan teknik editing yang mempuni akan menghasilkan suatu gambar yang bagus,” pungkasnya.
Tak hanya itu, ”ia juga berpesan agar para peserta membuat portofolio diri yang menarik dengan memanfaatkan sosial media untuk memasarkan jasa fotografi mereka kelak.
”Dengan memanfaatkan sosial media, kita bisa membuat portofolio yang lebih menarik minat client. Ini dilakukan sebagai salah satu media marketing dalam bisnis fotografi. Lalu tentukanlah harga yang sesuai untuk jasa kita, seberapa pantas jasa kita dibayar, dan seberapa mahal jasa kita dapat memuaskan client,” jelasnya
”Harga murah dan cepat selesai berarti kualitas rendah, kualitas bagus dan cepat selesai berarti harga mahal, harga murah kualitas bagus berarti prioritas rendah,” imbuhnya.
Menurut Ketua Panitia, Ignas Aditya, kegiatan tersebut bertujuan mengenalkan dan memberi pengetahuan baru bagi para peserta tentang bisnis visual di usia muda terutama di era digital sekarang.
Dia tak menyangka minat dan antusias peserta di dunia fotografi dan videografi ini cukup banyak. Peserta yang ambil bagian dalam kegiatan itu 150 orang.
”Usia muda merupakan waktu yang tepat untuk terus belajar dan berkembang, maka dari itu dengan adanya acara ini kita yang masih berusia muda ini harus mampu mengembangkan serta meningkatkan skill dalam hal foto dan videografi sehingga dapat di jadikan sebagai ladang pendapatan dikemudian hari,” pungkasnya.
Muhaimin