WONOGIRI – Kaum muda jangan malu menjadi petani, karena petani itu mulia. Demikian ditegaskan Dandim 0728 Wonogiri Letkol (Inf) M Heri Amrulloh, dalam upaya mendorong agar anak muda sebagai generasi berusia produktif yang hidup di zaman sekarang, jangan malu jadi petani. ”Petani itu mulia, sudah ada contohnya pula pemuda yang tekun menjadi petani, dapat sukses dan kaya,” tegasnya ketika memimpin panen padi di lahan Demonstrasi Plot (Demplot) padi di Dusun Segawe, Desa Purwosari, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri.
Kegiatan panen padi ini, dilaksanakan Senin (16/7), dihadiri pula oleh para perwira staf Kodim 0728 Wonogiri bersama para Komandan Koramil (Danramil), Kepala Dinas Pertanian dan pangan Kabupaten Wonogiri, Safuan, beserta Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Ketua Persit Kartika Candra Kirana (KCK) Cabang XLIX Kodim 0728 Wonogiri, Ny. Fara Heri Amrulloh berserta pengurus, Kepala Desa (Kades) Purwosari, Kadris, bersama para pengurus Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) ‘Ngesti Utomo.’
Panen dilaksanakan pada lahan Demplot seluas 1 Hektare (Ha) milik petani Gapoktan ‘Ngesti Utomo’ tersebut, ditanami padi varietas Sunggal. Agenda tanam dilakukan Sabtu (14/4) lalu, dan setelah berusia 90 hari memberikan panen. Pola tanam menggunakan sistem Jajar Legowo (Jarwo), dengan harapan dapat menjadi percontohan bagi para petani lain, supaya mengikuti ikut menerapkan pola tanam Jarwo, yang mampu meningkatkan produktivitas panen. Dandim, menyatakan, pola tanam Jarwo diprogramkan secara nasional untuk dilaksanakan oleh semua petani di Tanah Air. Tujuannya, untuk meningkatkan panen agar maksimal, dalam upaya medukung pencapaian swasembada pangan nasional. Tapi kenyataannya, belum semua petani mau melaksanakannya.
Jajaran Kodim 0728 Wonogiri bersama Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Wonogiri, tampil mengupayakan hadirnya Demplot padi pola tanam Jarwo, sebagai percontohan agar dapat ditiru petani. Sebab, manakala produktivitas panen dapat dimaksimalkan, dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Di sisi lain, peningkatan angka panen dapat mendukung program swasembada pangan nasional.
Ketua Gapoktan ‘Ngesti Utomo’, Warsino, didampingi Babinsa Sertu Jumadi, menyatakan, hasil ubinan (perhitungan panen) pada 1 Ha lahan yang dijadikan Demplot budidaya padi pola tanam Jarwo tersebut, mampu menghasilkan produksi sebanyak 10,56 ton. Perolehan panen ini, terhitung jauh lebih banyak dibandingkan hasil panenan padi di Kabupaten Wonogiri, yang rata-rata hanya mencapai sekitar 6 sampai 8 ton per Ha.
Dalam kegiatan panen tersebut, Dandim berupaya mengkampanyekan kepada anak-anak muda, utamanya yang masih menganggur dan belum mendapatkan pekerjaan atau kesempatan berusaha, hendaknya dapat tampil menjadi petani. Petani itu bukan suatu pekerjaan yang remeh, petani itu adalah pekerjaan yang sangat mulia, jangan meremehkan petani. Karena dengan bertani, bisa mencukupi kebutuhan diri bersama keluarga. ”Upaya pengembangan bidang pertanian, itu sangat membantu dalam pertahanan negara,” tegas Dandim sembari menambahkan semoga harapannya ini dapat menggugah kaum muda untuk tampil jadi petani, yang mampu merubah peningkatan kondisi ekonomi masyarakat, melalui usaha pertanian demi meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan.
Ikut memberikan sambutan, Kades Purwosari, Kadris, dan Kepala Dinas Pertanian Pangan Kabupaten Wonogiri, Safuan. Kata Kades Kadris, di Desa Purwosari pengurus kelompok taninya muda-muda, jadi dapat memberikan motivasi bagi pemuda-pemuda lain, untuk tertarik menjadi petani guna mengembangkan bidang pertanian. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Wonogiri, Safuan, menyatakan, dengan pola tanaman Jarwo, panen yang dipetik petani dapat maksimal, produksi panennya meningkat, sehingga petani mendapatkan tambahan keuntungan.(suarabaru.id/bp)