GROBOGAN – Sebuah insiden pembegalan terjadi di atas jembatan Bendung Klambu, Senin (15/7) malam. Dari kejadian ini, satu orang korban mengalami luka-luka. Selain itu, satu unit sepeda motor dan dua unit ponsel dirampas pelaku yang saat ini tengah diselidiki petugas.
Menurut keterangan Kapolsek Klambu Iptu Supardi melalui Kanit Reskrim Polsek Klambu Aiptu Panca mengatakan insiden ini bermula saat dua orang pria bernama Nadi Rizqullah (18) dan Theo Ari Setyadi (19) keduanya warga Desa Penganten, tengah bersantai di atas jembatan Bendung Klambu. Keduanya duduk di atas motor matik bernopol K 5384 ANF sambil bermain ponsel.
Selang 15 menit kemudian, keduanya didatangi kurang lebih 8 orang dengan menggunakan sepeda motor dari arah selatan. Satu dari kedelapan orang tersebut mendatangi Nadi dan Theo dan langsung memukulkan sajam ke arah mereka.
Pukulan tersebut mengenai Nadi sehingga mengalami luka kurang lebih sepanjang 5 cm pada kepala dan luka sobek di punggung sepanjang 2 cm. Sementara Theo berhasil menghindar dari pukulan sajam, namun ia menjadi sasaran perampasan. Dua unit ponsel yang dibawanya diambil paksa oleh pelaku.
Tidak hanya ponsel saja, motor milik Nadi juga dibawa serta oleh pelaku. Setelah itu, pelaku bersama teman-temannya meninggalkan lokasi kejadian.
Mengetahui keduanya menjadi korban perampasan, mereka lalu meminta tolong kepada tiga orang pemuda yang tengah berada di Taman Bendung Klambu, tidak jauh dari lokasi kejadian. Ketiganya lalu menolong korban dengan membawa mereka ke Puskesmas Klambu.
“Setelah mendapatkan perawatan, korban langsung melaporkan kejadian itu ke Polsek Klambu sekira pukul 00.00 WIB, Selasa (16/7). Saat ini, para pelaku tengah dalam penyelidikan kami,” kata Aiptu Panca, saat ditemui suarabaru.id di Kantor Polsek Klambu.
Rawan Kejahatan
Saat melakukan penelusuran di sepanjang jalur Klambu-Klampok
melewati jembatan ini, suarabaru.id menemukan banyak kelompok anak-anak punk yang sedang nongkrong di beberapa warung milik PKL yang berjajaran di pinggir bendungan.
Seorang pedagang mie ayam, Puji, menuturkan hampir setiap hari anak-anak muda dengan dandanan anak-anak punk tersebut ada di sekitar wilayah ini. Bahkan, tiap malam hari suasana lebih ramai dibanding siang hari.
“Kalau siang hari ya seperti inilah, tetapi kalau pada saat malam hari lebih ramai. Mereka biasanya berkelompok. Kadang ada yang sering bertengkar. Dulu pernah, ada yang sampai bertengkar antara kelompok yang namanya kelompok punk sama kelompok slank,” tutur Puji, saat dimintai komentarnya.
suarabaru.id/Hana Eswe.