KUDUS (SUARABARU.ID) – Seratusan perajin tahu dan tempe di Kabupaten Kudus, kini bisa sedikit lega. Meraka mendapat subsidi dari pemerintah untuk membeli bahan baku kedelai yang kini harganya tembus Rp 12.050 per kilogram.
Masing-masing dari mereka, mendapat subsidi sebesar Rp 1.000 per kilogramnya.
Manajer Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Ma’ruf menyampaikan, program ini sebenarnya merupakan program dari pemerintah pusat. Yakni berupa pemberian bantuan penggantian selisih harga pembelian kedelai.
”Di Kabupaten Kudus sendiri ada 169 anggota Primkopti yang mendapat subsidi, mereka sebelumnya mendaftar dulu jauh-jauh hari untuk memudahkan pendataan,” kata dia Kamis (21/7).
Ma’ruf menjelaskan, dengan adanya subsidi itu maka harga kedelai bisa sedikit murah karena berkurang Rp 1.000 rupiah. Walau terkesan kecil, jumlah tersebut sangat berarti bagi para pengrajin.
Mengingat harga Rp 12 ribu per kilogramnya sudah bertahan hingga berbulan-bulan dan cukup membuat pengrajin kelabakan.
”Tapi mungkin hanya sampai akhir Juli ini subsidinya, kami belum mendapat info lagi apakah diperpanjang atau tidak,” tandasnya.
Sebagai informasi, harga kedelai impor di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, kembali mengalami fluktuasi. Harga pada pekan ini pun turun di Rp 12.050 per kilogram. Padahal sebelumnya, harga tembus Rp 12.500 per kilogram.
Berkaca dari yang sudah-sudah, kenaikan disinyalir karena adanya perubahan kurs dolar dan kenaikan pada indeks perdagangan. Walau begitu, jumlah permintaan kedelai di Kudus untuk saat ini cenderung stabil.
Terkait teknis pemberian subsidi, Maruf mengatakan para pengrajin nanti akan melakukan pencatatan pembelian kedelai yang nantinya mendapatkan subsidi harga yang akan dihitung dimulai sejak bulan April 2022.
Sedangkan pencairannya diperkirakan bulan ini. Besaran subsidi masing-masing pengrajin tahu dan tempe berbeda sesuai pembelian kedelai setiap harinya dengan menyesuaikan kebutuhan bahan baku untuk memproduksi tahu maupun tempe.
“Subsidi ini sangat bermanfaat bagi kami karena toleransi harga kedelai maksimal Rp 10 ribu agar pengrajin bisa mendapat untung,”tandasnya.
Ali Bustomi