blank
Tim Damkar Regu I Pemkab Wonogiri pimpinan Katman, menangkap ular jenis Sowo Kembang yang memangsa ayam piaraan milik Parnorejo di Desa Sonoharjo, Kecamatan Wonogiri.

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Keluhan warga Wonogiri terkait dengan banyaknya ayam piaraan di kandang yang hilang, kini terungkap sudah. Setelah Tim Pemadam Kebakaran (Damkar) Wonogiri, menangkap ular Sowo Kembang yang kedapatan memangsa indukan ayam beserta 7 ekor anaknya.

Kemunculan ular jenis Sanca Batik (Malayopython reticulatus) atau Sowo Kembang sepanjang 2,7 Meter (M) itu, membuat panik pemilik ayam, Parnorejo di Dusun Jatinom RT 1/RW VI Desa Sonoharjo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri. Karena tetangga juga takut, Selasa pagi (26/4), Tim Damkar Pemkab Wonogiri dikontak untuk menangkapnya.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Damkar Pemkab Wonogiri, Joko Santosa, menyatakan, penangkapan ular tersebut dilakukan oleh Tim I pimpinan Komandan Regu (Danru) Katman.

”Selama periode Januari-April 2022, Tim Damkar Wonogiri telah menangkap sebanyak 12 ekor ular besar yang keberadaannya meresahkan warga masyarakat, karena memangsa ayam piaraan” jelas Joko Santosa.

Hasil tangkapan ular, ada yang diserahkan atau diminta oleh komunitas pecinta reptil, dan ada yang dikembalikan ke habitatnya, yakni kawasan hutan yang jauh dari pemukiman.

Joko, mengatakan, Damkar memiliki tugas pokok fungsi (Tupoksi) memadamkan kebakaran. Tapi sering diminta untuk menangkap ular yang memangsa ayam atau masuk ke dalam rumah warga. Bahkan di Wonokarto, Wonogiri, masuk ke ruang mesin mobil.

Tawon dan Cincin

Disamping memberikan bantuan menangkap ular, juga sering diminta mengunduh sarang tawon atau lebah. ”Selama empat bulan di awal Tahun 2022 ini, kami sudah melakukan pengunduhan sarang tawon di 75 tempat,” kata Joko Santosa.

Untuk penangkapan Biawak dilakukan sebanyak dua kali, dan pelepasan cincin yang melekat di jari anak balita sebanyak dua kali. Terakhir Sabtu malam (16/4), melakukan pencopotan cincin di jari anak di Desa Pondok, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri.

Joko Santosa, mengimbau kepada warga masyarakat untuk tidak memasangkan cincin pada jari sang anak. Sebab banyak kasus, perkembangan anak yang tumbuh membesar, menjadikan cincin sulit dilepas dari jari tangannya.

Dampaknya, jari tangan menjadi bengkak dan sakit serta menjadikan si anak mengeluh serta menangis. Bila kemudian gagal dilepas oleh orang tua atau keluarganya, ujung-ujungnya kemudian meminta bantuan ke Damkar.

”Seperti yang terjadi di Desa Pondok, Kecamatan Ngadirojo, Wonogiri, malam-malam kami dikontak untuk memberikan pertolongan pencopotan cincin yang melekat erat di jari anak,” tutur Joko Santosa.

Bambang Pur