blank
Sutana, Sekretaris DDinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jepara saat membuka acara

JEPARA (SUARABARU.ID) – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jepara ikut andil dalam upaya mengakhiri kekerasan terhadap kelompok rentan, seperti perempuan dan anak. Salah satunya melalui sosialisasi dalam Forum Koordinasi dan Kehumasan (FKIK), berlangsung di Gedung Ratu Shima Setda Jepara, Selasa (15/3/2022).

Ada sebanyak 60 insan humas di lingkungan instansi pemerintah hadir, dalam sosialisasi bertajuk Stop Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak. Kegiatan itu dibuka oleh Kepala Diskominfo Jepara Arif Darmawan yang diwakili Sekretaris Dinas Sutana. Ia didampingi Kabid Komunikasi Diskominfo Mujoko, dan Sub Koordinator Pelayanan Informasi Bidang Komunikasi Diskominfo Farida Agustina.

Menurut Sutana, pencegahan tindak kekerasan berbasis gender dan anak memerlukan upaya kolektif. Dia menekankan pentingnya peran insan humas pemerintah, untuk berpartisipasi melindungi kelompok rentan tersebut. “Saya yakin jika kita bergerak secara bersama-sama, maka kita akan mampu melakukannya, minimal mengeliminir setiap potensi kasus yang bisa terjadi,” ujarnya.

Di sisi lain, Diskominfo Jepara juga tengah membuat aplikasi Sistem Informasi Pelindungan Perempuan dan Anak (Sipanda). Nantinya, platform berbasis Android tersebut terdiri dari dua versi, umum untuk mayarakat dan admin untuk petugas penerima laporan.

blank
Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak diDP3AP2KB Jepara dr. Mohammad Fakhrudin

Mencemaskan

Dalam sosialisasi FKIK kala itu menghadirkan dua narasumber yaitu, Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jepara dr. Mohammad Fakhrudin, serta Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Reskrim Polres Jepara Ipda Agus Sulistyo.

Dalam pemaparan, dr. Mohammad Fakhrudin menyampaikan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak sudah masuk kategori mengkhawatirkan. Baik berupa kekerasan fisik, psikis, seksual, maupun ekonomi. Jumlah kasus yang terdata baru sebatas yang dilaporkan, dan fenomena ini seperti gunung es. Oleh sebab itu, warga diminta berani melaporkan agar pihaknya dapat memberikan pendampingan.

Terkait upaya pencegahan, DP3AP2KB Jepara telah terus mengadakan kegiatan komunikasi informasi dan edukasi dengan mobil pelayanan. Ada pula program deklarasi nikah keran, pembentukan forum anak hingga tingkat desa. Lalu ada upaya pembentukan pusat informasi dan konseling remaja berbasis kearifan lokal, hingga gelar wicara lewat radio.

Sementara Kanit PPA Reskrim Polres Jepara Ipda Agus Sulistyo menyatakan apresiasi adanya forum kehumasan. Terlebih dengan mengangkat isu sosial terkini. Sinergi ini penting untuk lebih ditingkatkan, agar potensi kekerasan terhadap perempuan dan anak bisa diminimalisir. “Karena saat ini kami merasa kewalahan dengan banyaknya laporan kejadian di Polres Jepara, kami ini terbatas anggota,” ujarnya.

Usai paparan materi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Para peserta diberikan kesempatan untuk bertanya kepada narasumber. Acara itu dipandu moderator Anis Sakdiyah, yang dikenal pendengar Radio Kartini 94,2 Fm Jepara dengan sapaan Nasya Ahmad.

Hadepe – kmf