imlek
Pembina Yayasan Tri Bakti Magelang, David Herman Jaya didampingi Ketua Yayasan Tri Bakti, Paul Candra Wesi Aji bersama pengurus lainnya, menjelang pergantian tahun melakukan tradisi tutup pintu Klenteng Liong Hok Bio Kota Magelang. Foto: Yon

MAGELANG, (SUARABARU.ID)-  Malam Tahun  Baru Imlek 2573Kongzii/ 2022 Masehi, dirayakan secara sederhana oleh para umat Tri Dharma di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Liong Hok Bio Kota Magelang.

Menjelang malam pergantian tahun, para umat Tri Dharma  hanya melaksankan  Sembahyang Ti Sik (tutup tahun ) atau sembahyang menjelang Sin Cia/Imlek 2573/ 2022 dan Sembahyang Thauw Gee( awal tahun) di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Liong Hok Bio  Kota Magelang berjalan dengan khidmat,  Senin malam (31/1/2022).

Pada detik-detik malam pergantian tahun tersebut tidak ada pesta kembang api dan juga tidak ada pementasan kesenian khas etnis Tionghoa yakni Barong Say dan Liong Samsi.

“Pada malam pergantian tahun, tidak ada pesta kembang api dan pementasan Barong Say dan Liong Samsi. Karena, untuk menghindari adanya kerumunan massa,” kata Ketua Yayasan Tri Bakti Magelang, Paul Candra Wesi Aji, sebelum Sembahyang Awal Tahun, Senin ( 31/1/2022) malam.

Paul Candra mengatakan,peniadaan pesta kembang api dan kesenian Barongsay dan Liong Samsi tersebut, untuk mencegah adanya kerumunan massa dan juga untuk mengurangi penularan covid-19.

Selain itu, pada pelaksanaan sembahyang tersebut juga diterapkan protokol kesehatan yang ketat dan pembatasan umat yang sembahyang  hanya 100 orang saja.

Pada sembahyang menjelang tahun baru  tersebut, para warga keturunan Tionghoa juga menyalakan lilin dan membakar hio swa (dupa ) yang  mereka persembahkan ke klenteng yang berdiri sejak tahun 1864 silam.

Sekitar pukul 22.00 WIB, para umat  melaksaksanakan acara sembahyang Ti Sik.Usai sembahyang tersebut, para umat diberi kesempatan untuk menulis doa- doa di atas kertas berwarna kuning dari Hok Tek Cing Sin (Dewa Bumi ) untuk menyertakan doa-doanya agar dikabulkan sepanjang tahun yang baru.

Sementara itu, 15 menit sebelum malam pergantian tahun atau  pukul 23.50 WIB, pada acara sembahyang tersebut juga ditandai dengan penutupan pintu klenteng.

Tradisi tutup pintu klenteng pada pukul 23. 10 WIB menjelang Imlek sebagai salah satu simbolisasi menutup lembaran hidup tahun sebelumnya dan membuka dengan semangat yang baru.

Tepat pukul 00.00 dini hari, Pembina Yayasan Tri Bakti Magelang, David Herman Jaya didampingi Ketua Yayasan Tri Bakti, Paul Candra Wesi Aji  secara simbolis membuka kembali pintu tempat ibadah. Dan dilanjutkan dengan Sembahyang Awal Tahun.

Shio Harimau Air

Pembina Yayasan  Tri Bakti Magelang, David Herman Jaya mengatakan, Sembahhyang  Ti Sik merupakan suatu ajang untuk evaluasi diri dalam menempuh perjalanan hidup.

“Sembahyang  ini untuk menjawab tantangan yang ada, juga   merupakan ajang evaluasi perjalanan hidup apa yang sudah kita kerjakan satu tahun lalu,” ujar David Herman Jaya.

David Herman Jaya menambahkan, memasuki tahun baru  ber shio harimau air, masyarakat

etnis keturunan  sangat berharap agar perekonomian dunia, khususnya di Indonesia  dapat meningkat.

Menurutnya, filosofi dari  tahun harimau air tahun ini, yakni diperlukan perjuangan yang keras untuk mencapai harapan tersebut.

“Harimau memang perkasa, namun kalau di air harimau tidak bisa kencang ( larinya, red). Kita perlu menyesuaikan, kita perkasa  tetapi hambatan banyak. Untuk itu, kita perlu banyak perjuangan,” ujar pria yang mempunyai nama asli Liem Wan King ini.

Ia menambahkan,  di Tahun Baru Imlek 2573 ini, warga keturunan etnis Tionghoa di Kota Magelang juga berdoa  agar pandemic covid-19 yang telah terjadi selama dua tahun terakhir cepat berlalu.  Yon