SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta para nelayan di Jateng untuk tidak lagi mencari ikan. Menurut Gubernur Jateng dua periode ini menyebutkan, sudah saatnya nelayan Jateng naik kelas dari yang semula sekadar mencari ikan menjadi menangkap ikan.
Hal itu disampaikan Ganjar saat memberikan pengarahan di Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah, Rabu (15/5/2019). Menurutnya, dengan kemajuan teknologi saat ini, nelayan tidak perlu susah mencari ikan di lautan, karena pencarian ikan sudah dapat dilakukan dengan peralatan yang canggih.
“Sudah tidak zamannya lagi nelayan sekarang mencari ikan, sekarang itu konsepnya nelayan hanya menangkap ikan, yang mencarikan adalah pemerintah,” kata Ganjar.
Saat ini, lanjut dia, sudah ada alat bernama Fishfinder. Alat tersebut dapat digunakan untuk melihat di mana lokasi ikan berada, sehingga para nelayan dapat langsung menuju ke lokasi ikan yang sedang berkumpul itu.
“Saya pernah tanya ke Lipi dan perguruan tinggi, sebenarnya bagaimana untuk mencari lokasi ikan. Jawabannya ikan itu bisa terpantau dari plankton yang ada, yang biasanya dapat ditangkap dari satelit, biasanya berwarna merah-merah. Nah kalau sudah kelihatan itu, tinggal dikirimkan saja signal itu kepada para nelayan melalui gadgetnya masing-masing untuk menuju ke lokasi,” papar Ganjar.
Dengan peralatan canggih tersebut, maka nelayan sudah memiliki kepastian tujuan saat melaut. Dan tujuan tersebut sudah dipastikan ada ikannya, sehingga mereka akan mendapatkan hasil yang maksimal.
“Jadi tidak perlu lagi muter-muter nyari ikan, (tapi) langsung ke lokasi, tebar jaring dan bawa pulang ikan. Sudah saatnya nelayan Jateng naik kelas, tidak cukup menjadi nelayan tradisional,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala DKP Provinsi Jateng, Fendiawan Tiskiantoro mengatakan, pemberian teknologi kepada para nelayan di Jateng sudah dilakukan. Sejumlah nelayan sudah diberikan bantuan alat deteksi ikan untuk memudahkan mereka dalam menangkap ikan di lautan.
“Tahun 2019 ini, kami memiliki program pemberian bantuan 12 unit GPS Fisfinder kepada para nelayan Jawa Tengah,” ucapnya.
Fendiawan Tiskiantoro menambahkan, tahun ini pihaknya juga menargetkan untuk memeperbaharui fungsi kartu nelayan. Jika dahulu kartu nelayan hanya berisi identitas nelayan, kali ini fungsi kartu tersebut akan ditingkatkan.
“Kartu nantinya dapat berfungsi sebagai identitas nelayan, mengurus perizinan, sebagai asuransi nelayan dan juga untuk subsidi BBM. Jadi, dengan kartu itu, nelayan akan dilayani dengan mudah, murah dan cepat,” ucapnya.
Jadi nantinya, ketika para nelayan memiliki kartu tersebut, maka saat pengurusan perizinan nelayan tidak perlu membawa berkas yang banyak. Cukup kartu tersebut ditempelkan dalam alat yang disediakan, maka seluruh datanya akan muncul.
“Untuk alatnya sedang kami persiapkan, tahun ini kami optimis akan dapat meluncurkan kartu nelayan versi terbaru ini,” imbuhnya.
Menurut data terbaru, lanjut dia, Jateng memiliki sekitar 171.000 nelayan yang tersebar di seluruh pantai. Baik pantai utara maupun pantai selatan. Para nelayan menggunakan alat tangkap dengan total kapal nelayan di Jateng sebanyak 4.952 kapal.
“Produksi perikanan tangkap kita berada di 446.000 ton per tahun, sementara dari produksi hasil perikanan budidaya kita mencapai 510.000 ton per tahun,” pungkasnya.
Suarabaru.id/Tim