WONOSOBO-Pemkab Wonosobo melalui Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (Dispaperkan) tengah berupaya mematangkan rencana membangun tempat pemotongan unggas (TPU) yang nantinya akan menghasilkan produk pangan asal hewan berstandar aman sehat utuh dan haalal (ASUH).
Menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Wonosobo, rencana pembangunan TPU dengan standar ASUH tersebut disampaikan oleh Kepala Dispaperkan Ir Abdul Munir MSi akan secepatnya disosialisasikan ke berbagai pihak.
“Setidaknya untuk tahap awal Dispaperkan sudah menerima komitmen dari beberapa pengusaha yang bersedia merubah tempat pemotongan unggas menjadi TPU berstandar halal sesuai syarat MUI,” terang Munir ketika ditemui di kantornya, Selasa (7/5).
Ikhwal munculnya gagasan pembuatan TPU tersebut, menurut Munir, disebabkan banyaknya temuan di lapangan saat melakukan inspeksi terhadap produk pangan asal hewan, ternyata masih kurang memenuhi syarat ASUH.
Banyak daging ayam yang diperjual belikan di pasar-pasar tradisional diketahui dipotong dengan kurang sempurna dan sembarangan sehingga syarat sehat dan halal bagi konsumen disebut Abdul Munir menjadi tidak terjamin.
“Dari hasil diskusi dengan sejumlah pihak, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) Wonosobo hal tersebut kemudian memicu beragam usulan dan bahkan menjadi bahan analisa kesehatan masyarakat Wonosobo”, jelasnya.
Analisa tersebut, dikatakan Munir, kemudian berkembang menjadi gagasan untuk melakukan upaya inspeksi ke sejumlah tempat pemotongan unggas yang terdaftar di Dispaperkan. Petugas setempat melakukan pemantuan ke beberapa warga yang membuka pemotongan ternak ayam.
Hasilnya, petugas dari Dinas menemukan ada beberapa hasil penyembelihan/pemotongan unggas yang kurang memenuhi syarat memotong tiga saluran yaitu saluran makanan, pernafasan dan pembuluh darah (arteri carotis dan vena jugularis) secara sempurna,
Sehat dan Halal
“Ditemukan juru sembelih unggas yang belum menggunakan tutup kepala dan masker. Kondisi TPU yang kurang ideal, lantai tanah dan instalasi pembuangan limbah bercampur dengan tempat potong. Bakteri dan kuman penyakit dari limbah mencemari daging unggas sangat besar,” katanya.
Bersama MUI dan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Wonosobo, pihak Dispaperkan pada tahun 2018, diakui Munir, telah melakukan kegiatan sosialisasi penyembelihan yang halal dan toyib bagi juru sembelih unggas. Semua agar daging ayam sehat dan halal dikonsumsi.
Dispaperkan juga tengah melakukan pembinaan dan pemantauan kepada pemilik pemotongan unggas dengan mengadakan pertemuan dengan paguyuban pengepul dan pemotong ayam Wonosobo. Membuat tim terpadu untuk menindaklanjuti minat tenaga pemotong unggas dalam pengajuan rekomendasi halal.
SuaraBaru.id/Muharno Zarka