JAKARTA (SUARABARU.ID)- “Pipeline”, film asal Korea Selatan yang dibintangi aktor Seo In-guk dan Lee Soo-hyuk menyuguhkan kisah pelaku kriminal dengan tokoh para “tikus mondok” alias pencuri saluran pipa di Korea Selatan dalam mencari dan mencuri minyak tersembunyi puluhan meter di bawah tanah di wilayah Korea Selatan.
Negeri ginseng itu memiliki lebih dari 1200 km pipa minyak, yang menjadi bagian dari kehidupan warganya. Walau pengelola saluran minyak memiliki sistem keamanan khusus untuk mendeteksi masalah termasuk pencurian minyak, tetap saja para pencuri bisa membobolnya.
In-guk kali ini menjadi bagian dari penjahat dengan keterampilan mengebor saluran pipa minyak jempolan bernama Pindol. Dia digambarkan sebagai sosok yang sangat egois, percaya diri, tak bersikap sopan dan tidak merasa bersalah melakukan kejahatan berulang.
Kemudian, walau bergelut dengan minyak, dia tetap peduli dengan penampilannya. Setiap ada tawaran pekerjaan dia tampil perlente lengkap dengan busana dan aksesoris bermerk terkenal. Tatanan rambut Pindol pun layak disoroti khususnya untuk kaum hawa penggemar pria bergaya keren.
Soal kemahiran mengebor pipa minyak, Pindol mendapatkan pengakuan khususnya di dunia para pencuri minyak. Dia yang dijuluki mata bor itu rupanya mendapatkan perhatian pewaris konglomerat tetapi punya banyak hutang bernama Geon-woo (diperankan Lee Soo-hyuk).
Geon-woo menawarkan pekerjaan berbayar tinggi yakni 1 miliar won atau setara Rp12,75 miliar untuk sang mata bor. Misinya sederhana, mengalirkan minyak ke kilang minyak miliknya dalam rentang waktu tertentu.
Sang mata bor tertarik. Dia lalu direkrut dalam tim bersama Jeob-sae (Eum Moon-Suk), Manajer Na (Yoo Seung-mok), Geun-sab (Tae Hang-ho) dan Counter (Bae Da-bin) yang masing-masing juga punya penampilan necis dan bukan professional di bidang pengeboran pipa. Bahkan Pindol yang berpengalaman menjadi bagian dalam pencurian minyak, hanya melakukan pengeboran.
Mereka bertekad menyelesaikan misi pencurian yang sebenarnya mustahil demi memenuhi tujuan masing-masing. Manajer Na misalnya, pekerja publik korup itu berusaha mendapatkan uang untuk pendidikan putrinya dan pengobatan istrinya. Sementara Job-sae ingin membiayai putranya berobat dari hasil mencuri minyak.
Bayaran tinggi juga dibarengi risiko tinggi. Saat misi tugas tertunda atau gagal karena berbagai alasan, termasuk anggota tim yang kabur, mereka harus menerima risiko ganda dari bayaran mereka. Di lain sisi, tidak ada yang menjamin keselamatan selama bekerja. Geon-woo bahkan tak segan menembakkan peluru dari senapan miliknya pada para pembelot.
Melihat para pencuri beraksi tak lengkap tanpa sosok-sosok antagonis yang mengacaukan misi. Mereka tak lain para polisi bernama Man-sik (Bae Yoo-ram) dan rekannya (diperankan Jung Jae-kwang).
Walau tampak bodoh dan tak mendapat kepercayaan dari atasannya, tetapi Man-sik tergolong gigih mencium jejak para “tikus” yang beraksi dalam kegelapan.
Upayanya tak sia-sia. Perlahan dia dan kolega yang awalnya mengalami berbagai kesialan termasuk tersemprot tinja menemukan persembunyian mata bor dan tim.
Pindol tahu Man-sik memburunya. Dia mau tak mau harus terus berupaya menutupi misinya dengan berbagai cara. Dia dibantu Ji Dae-han (Seo Dong-won) yang berprofesi sebagai petugas penyedot tinja berupaya membersihkan jejak.
Di lain sisi, mereka harus menghadapi pengkhianatan rekan satu timnya dan ini berujung petaka. Geon-woo akhirnya memutuskan meledakkan kilang minyak miliknya karena suatu sebab dan Man-sik ikut jadi calon korban bersama tim pencuri.
Di tengah situasi menyebalkan itu, ada satu kondisi yang membuat Pindol berubah sikap. Apa yang terjadi sebenarnya dalam film berdurasi 108 menit itu?
Balutan aksi laga dan komedi
Film besutan sutradara veteran Yoo Ha ini punya beragam adegan yang menghibur, baik dari sisi aksi laga maupun humor para tokoh. Para pencuri punya karakter dan dialog yang berpeluang mengundang tawa Anda.
Suguhan ini cenderung berbeda dari kebanyakan film Yoo Ha yang serius dan bergenre kriminal seperti “Spirit of Jeet Keun Doo–Once Upon a Time in High School” (2004) yang diperankan Kwon Sang-woo dan “Gangnam Blues” (2015) yang diperankan aktor Lee Min-ho.
Dalam sebuah wawancara bersama media Korea, The Korea Herald beberapa waktu lalu Yoo Ha mengatakan, memasukkan unsur komedi ke dalam film tergolong baru untuknya dan karena itu dia tertantang menyutradarai “Pipeline”. Pada akhirnya, Yoo Ha mengaku menemukan banyak kesenangan bersama para pemain selama syuting.
Aksi laga yang dihadirkan walau cukup brutal dan berdarah seringkali malah berujung tawa. Para pencuri tak bertarung menyelamatkan jiwa mereka menggunakan senjata api, melainkan perkakas yang mereka pakai untuk mencuri, kekuatan bobot tubuh dan akal. Mereka bahkan bukan tipe petarung bak penjahat pada umumnya. Tetapi tetap saja, adegan pertarungan tak bisa dilewatkan satu detik pun.
Pertarungan juga terjadi di dalam terowongan yang relatif gelap dan sempit. Seo In-guk mengaku lebih menderita secara mental daripada fisik saat syuting di terowongan itu, karena lokasinya yang tertutup, lalu staf dan sutradara menghalangi pintu masuk untuk merekam adegan di sana.
Hal lain yang menjadi sorotan, yakni kembali bertemunya In-guk dan Soo-hyuk dalam satu cerita, setelah drama “High School of Savvy” (2014) dan “Doom at Your Service” (2021).
Anda yang tak suka dibuat pusing dengan alur cerita rumit dan ingin menghibur diri dengan sesuatu yang berbeda, kali ini dunia saluran pipa, bisa menjadikan “Pipeline” sebagai bagian dari daftar film pada Juni ini.
“Pipeline” yang didistribusikan CBI Pictures itu dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia, salah satunya CGV pada 25 Juni mendatang.
Ant-Claudia