blank
Wali Kota Muchamad Nur Azis dan Forkopimda Kota Magelang mengikuti upacara Hari Lahir Pancasila mengenakan pakaian adat, (Bag Prokompim, Pemkot Magelang)

 

MAGELANG (SUARABARU.ID) – Wali Kota Muchamad Nur Azis bersama pejabat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Magelang dan para undangan mengikuti upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Pendapa Pengabdian, Selasa (1/6).

Presiden Joko Widodo memimpin langsung upacara tersebut secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Seluruh peserta upacara mengenakan baju adat tradisional. Upacara berlangsung hikmat dengan protokol kesehatan ketat.

Nur Azis mengemukakan, peringatan Hari Lahir Pancasila makin meneguhkan bahwa Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang harus dijalankan dengan baik. Sehingga cita-cita para pendiri bangsa ini dapat terwujud.

‘’Dengan memperingati Hari Lahir Pancasila kita semakin yakin Pancasila jadi dasar negara harus kita jalankan sebaik-baiknya. Sehingga cita-cita para pendiri negara ini bisa terlaksana, yaitu untuk memakmurkan seluruh bangsa dan negara,’’ tegasnya.

Menurutnya, Indonesia terdiri atas ribuan pulau, namun bersatu dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika. Pakaian adat yang dikenakan seluruh peserta upacara  menggambar persatuan tersebut.

‘’Pakaian adat ini kita pakai agar kita lebih memaknai, bahwa negara kita punya bermacam-macam adat, tapi tetap satu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berbeda tapi tetap satu,’’ jelasnya.

blank
Para undangan terdiri atas kepala OPD, Direktur BUMN/BUMD, camat dan lurah mengikuti upacara yang berlangsung di Pendapa Pengabdian, (Bag Prokompim, Pemkot Magelang)

Selain pejabat Fokopimda, upacara juga diikuti oleh kepala OPD, Direktur BUMN, BUMD, Camat dan Lurah se-Kota Magelang.

Presiden Jokowi dalam amanatnya berpesan tentang pentingnya mengokohkan nilai-nilai Pancasila dalam bermasyarakat, dalam berbangsa dan dalam bernegara.

‘’Walaupun Pancasila telah menyatu dalam kehidupan kita sepanjang republik ini berdiri, namun tantangan yang dihadapi Pancasila tidaklah semakin ringan,’’ tegasnya.

Presiden menegaskan, globalisasi dan interaksi antarbelahan dunia tidak serta merta meningkatkan kesamaan pandangan dan kebersamaan. Justru, Jokowi mengingatkan yang harus diwaspadai adalah meningkatnya rivalitas dan kompetisi. Termasuk rivalitas antarpandangan, rivalitas antarnilai-nilai dan rivalitas antarideologi.

‘’Ideologi transnasional cenderung semakin meningkat memasuki berbagai lini kehidupan masyarakat dengan berbagai cara dan berbagai strategi,’’ tuturnya.

 

Penulis : prokompim/pemkotmgl

Editor   : Doddy Ardjono

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini