JEPARA (SUARABARU.ID) – Bagi masyarakat Jepara, RA Kartini tidak boleh hanya dikenal sebatas kulit ari. Atau hanya dikenal sebatas peringatan-peringatan serimonial. Namun sebagai kekuatan absolud Jepara, spirit dan nilai perjuangannya harus terus dihidupkan dalam setiap generasi.
Hal tersebut disampaikan Ketua Yayasan Kartini Indonesia, Drs Hadi Priyanto, MM saat berbicara dalam acara seminar “Inspirasi dari Bunda Kartini Dulu, Kini dan Nanti” yang diselenggarakan oleh Karang Taruna Tunas Bangsa Desa Banjaran, Kecamatan Bangsri, Jepara Minggu (11/4-2021). Seminar diikuti oleh 56 orang pengurus Karang Taruna di wilayah Kecamatan Bangsri.
Hadir juga sebagai narasumber, Murniati, S.Sos.I, M.Si, dosen Unisnu Jepara yang juga dikenal sebagai aktivis perempuan di Jepara. Acara yang berlangsung di Perpustakaan Ben Pinter tersebut dibuka oleh Carik Desa Banjaran, Jazeri.
Menurut Hadi, adalah keliru jika hanya menganggap RA Kartini sebagai pahlawan emansipasi yang berjuangan untuk mendapatkan persamaan hak antara perempuan dan laki-laki.
“Yang dilakukan oleh RA Kartini jauh lebih besar, yaitu peradaban dan kemajuan bangsa. Pintu masuknya memang pendidikan perempuan agar menjadi cerdas, terampil dan berbudi pekerti serta sadar akan tanggung jawabnya,” ujar Hadi Priyanto.
Karena itu ia memiliki hubungan yang sangat erat dengan para pemuda progresif yang berada di sekolah kedokteran STOVIA. Bahkan menjadi mentor dan motivator mereka,” ungkap Hadi yang bari saja meluncurkan buku Drs Raden Mas Panji Sosrokartono, Biografi dan Ajaran-Ajarannya.
Bahkan kemudian pokok-pokok pikiran Kartini menjadi pedoman resmi organisasi Indische Vereeninging, organisasi para mahasiswa Hindia Belanda yang sekolah di Belanda. “Organisasi ini kemudian nantinya berubah menjadi Perhimpunan Indonesia yang menjadi salah satu pelopor pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Hadi lantas mengungkapkan, peran besar RA Kartini pernah diungkapkan oleh Dr Cipto Mangunkusumo di surat kabar De Exspress tanfgal 24 Mei 1912. “Dalam tulisannya beliau menganggap tiap halaman surat RA Kartini tertuang keinginan, harapan dan perjuangannya untuk mengajak bangsanya bangun dari tidurnya yang panjang yang telah baratus-ratuis tahun,” ungkap Hadi.
Potret buram
Sementara Murniati pada kesempatan yang sama menguraikan 9 keteladanan RA Kartini yang sampai saat ini masih relevan untuk diteladani. “ Keberanian, kemandirian, budi pekerti, korespondensi, berbudaya, kesetaraan, emansipasi dan nasionalisme ada;ah nilai keutamaan beliau,” ujar Murniati.
Namun ia juga mengungkapkan, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan masih terdapat potret buram partisipasi perempuan di ranah publik. “Dari 41 orang calon petinggi perempuan, hanya 4 orang yang terpilih. Sementara kendati dalam pencalonan terdapat 30 persen calon legeslatif perempuan, di DPRD Jepara hanya ada 7 anggota DPRD perempuan atau sekitar 14 persen,” ungkap Murniati.
Oleh sebab itu Murniati mengajak perempuan Jepara untuk bangkit meneladai spirit dan nilai-nilai perjuangan RA Kartini yang masih memiliki relevansi kuat hingga saat ini.
Sementara Ketua Karang Taruna Tunas Bangsa Banjaran, Nur Fandeli kegiatan dalam rangka peringatan hari Kartini tahun 2021 tersebut dilakukan juga dengan kegiatan donor darah dan pelatihan rias.
Turut memberikan sambutan penasehat Karang Taruna Banjaran, Sholikul yang juga pendiri Perpustaan Ben Pinter serta pengurus Karang Taruna Kecamatan Bangsri dan Kabupaten Jepara.
Ulil Abshor