blank
Kepala dan guru TK Sinar Muria Inpri Antini S.Pd,, Muhajanah SP.Pd dan Desi Ima Puspitasari SE.

JEPARA(SUARABARU.ID) – Pembelajaran tatap muka ( PTM ) untuk Pendidikan PAUD dan TK memang belum bisa dilaksanakan. Padahal  para guru merasakan kerinduan yang begitu mendalam untuk bisa bertemu para siswa. Demikian juga anak – anak tentu merasakan kerinduan yang sama, untuk bisa bertemu guru dan teman-temannya.

Kerinduan itu juga dirasakan oleh keluarga besar TK Sinar Muria, Desa Tempur walaupun seminggu sekali bisa mendapatkan informasi tentang kabar dan kondisi siswa dari orang tua yang mengikuti parenting. Namun itu saja tidak cukup untuk mengobati rasa rindu pada anak-anak.

Selepas kegiatan parenting bersama orang tua wali murid, seluruh warga dan pengurus Yayasan Mitra Kita Desa Tempur serta dewan guru TK Sinar Muria melakukan musyawarah. Tujuannya untuk menjajagi kemungkinan melakukan PTM secara terbatas.

Pada musyawarah tersebut Kepala TK Sinar Muria , Inpri Antini S.Pd menyampaikan gagasannya untuk melaksanakan kegiatan simulasi PKM seminggu sekali di sekolah. “ Namun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” ujar Inpri Antini.

Ia lantas menyampaikan alasannya, saat ini masyarakat Desa Tempur tidak ada yang terpapar Covid-19. Disamping itu walaupun telah dilakukan parenting  orang tua, hasilnya tidak sepenuhnya efektif.

Gagasan tersebut ditanggapi positif  oleh Ketua Yayasan Mitra Kita,  Eko Hery Rukminto S.Pd. “Kalau memang disepakati perlu dibicarakan dengan orang tua siswa. Simulasi yang akan kita laksanakan ini bertujuan untuk menyiapkan anak anak untuk PTM serta untuk mengobati kerinduan anak anak dan guru untuk  belajar bersama, ” ujar Eko Hery Rukminto.

blank
Ketua Yayasan Eko Hery Rukminto, S.Pd

Atas dasar kesepakatan itu akhirnya diadakan pertemuan dengan orang tua. Ternyata orang tua menyambut antusiasi simulasi pembelajaran tatap muka seminggu sekali. “Kami sangat mendukung sekali” ujar  wali murid kompak.

Akhirnya disepakati teknis pelaksanaan simulasi. Setiap anak seminggu sekali akan masuk dengan jadwal dan shift yang berbeda serta dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

“Siswa  dan guru memakai masker, sekolah menyediakan sarana cuci tangan, handsanitaizer, serta disusun  jadwal anak yang disesuaikan dengan shift,” ujar Inpri Antini

Selain itu orang tua wali murid juga akan tetap mengikuti parenting seperti jadwal  sebelumnya. “Orang tua harus tetap  mengikuti parenting untuk tutorial. Disamping itu juga untuk  mengambil materi belajar di rumah serta untuk menyerahkan hasil belajar anak,” papar Inpri Antini.

Hadepe – Muhajanah