blank
Gus Yusuf memberi tauziah pada peringatan Isra Mi'raj yang diselenggarakan Pemkot Magelang di Masjid Baitul Ma'mur, (Bag Prokompim, Pemkot Magelang)

 

MAGELANG (SUARABARU.ID) – Pemkot Magelang menyelenggarakan peringatan Isra’ Mi’raj di Masjid Baitul Ma’mur Kantor Wali Kota Magelang, Rabu siang (17/3).

Peringatan yang berlangsung sederhana itu dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat. Acara itu diikuti  ASN dan karyawan di jajaran pemkot setempat.

Kegiatan diawali dengan shalat Dzuhur berjamaah, dilanjutkan dengan pengajian oleh pengasuh Pondok pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, KH Muhammad Yusuf Chudlori (Gus Yusuf). Hadir pula Wali Kota Muchamad Nur Aziz, Wakil Wali Kota M Mansyur, Sekda Joko Budiyono dan para kepala OPD.

Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Kota Magelang, Hadi Sutopo menjelaskan, pemkot selalu mengadakan kegiatan pengajian untuk memperingati Isra’ Mi’raj, begitu pula untuk hari besar agama Islam lainnya.

Kegiatan tersebut sempat ditiadakan ketika pendemi Covid-19 setahun lalu. Tahun ini, kegiatan serupa mulai diadakan lagi dengan penyesuaian ketentuan pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Diharapkan melalui kegiatan ini bisa menambah iman dan takwa kepada Allah Swt.

‘’Biasanya peringatan Isra’ Mi’raj diadakan di Masjid Agung Alun-alun Magelang, bekerjasama dengan TNI dan Polri. Pengajian sempat ditiadakan karena pandemi. Kali ini kita selenggarakan di Masjid Baitul Ma’mur yang diikuti oleh seluruh ASN dan karyawan di lingkungan Pemkot Magelang,’’ tutur Hadi.

Wakil Wali Kota Magelang M Mansyur menuturkan, setiap peristiwa selalu ada nilai-nilai yang bisa diteladani bersama, salah satunya peristiwa Isra’ Mi’raj. Nilai-nilai itu bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kita, khususnya saat bertugas sebagai abdi masyarakat.

Menurut Kyai Mansyur, panggilan akrab M Mansyur, abdi artinya pelayan. Maka pejabat maupun ASN sebagai abdi masyarakat harus ‘harum mewangi’.

‘’Kita harus menjadi abdi yang harum mewangi, harum tutur katanya, sepak terjangnya, tingkah lakunya, juga wawasannya. Abdi seperti anak panah yang lepas dari busurnya, lurus. Artinya kita harus mengabdi pada masyarakat dengan lurus,’’ ungkapnya.

Gus Yusuf dalam tausiahnya menerangkan, Rasulullah Saw adalah teladan seorang pemimpin yang senantiasa mengutamakan kepentingan umat.

Dia mengingatkan tentang pemimpin yang konsisten, seperti ketika Rasulullah menerima perintah Allah tentang shalat 5 waktu.

‘’Ketika Nabi Muhammad Saw bermusyawarah dan Allah memutuskan shalat 5 waktu, akhirnya diputuskan 5 waktu dan konsisten. Kalau sudah menjadi keputusan dalam musyawarah maka harus konsisten dilaksanakan bersama-sama,’’ terangnya.

Dia menambahkan, pemimpin yang baik/benar maka orang-orang disekitarnya juga akan baik. Di sisi lain, rakyat semestinya juga mengingatkan pemimpin yang salah atau lupa, bukan justru menjerumuskan.

 

 

Penulis : prokompim/kotamgl

Editor   : Doddy Ardjono