blank
Pasca viralnya postingan isi buku yang menyebut 'Ganjar tidak pernah bersyukur dan jarang Salat', kantor penerbit PT Tiga Serangkai di Surakarta didemo sejumlah orang, Rabu (10/2/2021). Foto:dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Kasus penyebutan nama Ganjar dalam soal buku ajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terbitan PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri berbuntut panjang. Usai viral di media sosial, perusahaan penerbit yang berlokasi di Solo itu juga dikabarkan didemo oleh kelompok masyarakat.

Kasus ini bermula saat adanya temuan soal dalam buku tersebut. Di soal dalam buku yang ditulis oleh Ali Sodiqin itu, terdapat nama Ganjar yang dijadikan perumpamaan dalam soal.

Sosok Ganjar dalam soal itu ditulis sebagai orang yang tidak taat beragama. Sebab, Ganjar disebut tidak pernah bersyukur, tidak pernah berkurban saat Idul Adha dan tidak pernah salat.

Belakangan diketahui, pihak penerbit yakni PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri mengirimkan surat secara langsung kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Intinya, pihak penerbit mengaku khilaf dan meminta maaf kepada gubernur serta berjanji akan memperbaiki.

“Iya, saya dikabari tadi, tapi saya belum baca suratnya. Informasinya minta maaf begitu. Tapi saya belum baca,” kata Ganjar dikonfirmasi, Rabu (10/2/2021).

Sebenarnya, Ganjar tidak memperpanjang persoalan itu. Ia menanggapi semuanya biasa saja dan sudah tidak mempermasalahkan.

“Saya sih biasa saja, wong aku yo sampai hari ini belum tahu klarifikasi langsung dari mereka. Dan Ganjar itu juga intepretasinya bisa macam-macam kan,” imbuhnya.

Ia berharap tidak ada niat buruk dari penerbit dari kasus yang viral itu. Dan ia meminta semua masyarakat bisa saling menjaga satu sama lain.

“Ya mudah-mudahan tidak ada niat buruk, agar semuanya bisa saling menjaga. Gitu aja. Kalau saya sih biasa saja,” tutupnya.