JAKARTA (SUARABARU.ID) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, telah menerbitkan maklumat tentang penetapan hasil hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1442 Hijriah.
Maklumat tersebut, menetapkan 1 Ramadhan tahun ini jatuh pada, Selasa 13 April 2021 mendatang.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Robikin Emhas menanggapi santai tentang penetapan tersebut.
Sebab menurut dia, masyarakat tidak akan bingung sekalipun PBNU ataupun pemerintah belum melakukan hal yang sama.
“Masyatakat kita sudah pintar. Perbedaan awal Ramadhan dan hal khilafiyah lain semisal shalat subuh dengan qunut atau tidak misalnya tidak akan membuat masyarakat bingung,” katanya, seperti dilansir suarabaru.id dari rri.co.id Rabu (10/2/2021).
Kiyai Robikin menjelaskan, penentuan awal Ramadhan dapat menggunakan berbagai metode. Salah satunya yang melakukannya dengan metode tunggal beruba hisab seperti Muhammadiyah.
“Suatu pendekatan ilmiah yang layak dihormati,” tandasnya.
Namun demikian, lanjut dia, ada juga yang menentukan awal Ramadhan melalui proses 2 tahap, yaitu hisab dan rukyat.
“Dimana rukyat merupakan proses verifikasi faktual terhadap pendekatan ilmiah dari hisab. NU sendiri menggunakan metode dua tahap, yaitu hisab dan selanjutnya ditindaklanjuti dengan rukyat,” tukasnya.
KBRN