WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Bencana alam tanah longsor dan ambles di wilayah Wonosobo masih terjadi. Bahkan terasa saling susul menyusul. Musibah tersebut dipicu curah hujan yang cukup tinggi belakangan ini.
Tanah longsor dan ambles yang satu belum selesai diatasi sudah disusul bencana serupa di tempat bebeda. Relawan BPBD Wonosobo pun harus mobat-mabit ke sana ke mari mengatasi musibah bencana alam yang ada.
Musibah bencana alam tanah longsor dan tanah ambles tersebut, tidak saja menyebabkan kerusakan rumah warga. Tapi juga memutuskan jalan raya sehingga jalur lalu lintas tidak bisa dilewati kendaraan roda dua maupun empat.
Kepala Pelaksana BPBD Wonosobo Zulfa Akhsan Alim Kurniawan, Minggu (24/1) siang ini melaporkan, tanah longsor terbaru terjadi di jalur wisata menuju Dieng. Tempatnya Km 18, di lokasi 15 persen. Atas Desa Tieng Kejajar.
“Batu besar dan tanah yang menggantung di tebing ambrol. Material tanah dan bebatuan tersebut sempat menutup jalan raya dan memacetkan arus lalu lintas menuju tempat wisata Dieng. Tebing ambrol usai terjadi hujan deras,” ujarnya.
Kembali Lancar
Namun berkat kesigapan warga, relawan BPBD dan siaga bencana, kata dia, batu dan tanah yang berada di tengah jalan bisa segera disingkirkan. Sehingga arus lalu lintas ke Dieng atau sebaliknya bisa lancar kembali.
“Sebelum tanah dan batu disingkirkan, lalu lintas memang sempat macet total dari dua arah. Namun itu terjadi tak begitu lama. Arus kendaraan bisa normal lagi setelah jalan dibersihkan dari material longsoran,” paparnya.
Menurut Zulfa AAK, meski masih turun hujan dan hari sudah menjelang petang, karena merupakan jalur wisata dan jalan utama menuju Dieng, proses evaluasi material longsoran harus tetap dilakukan dengan cepat.
“Saya menghimbau wisatawan yang akan menuju Dieng maupun warga setempat, harus tetap waspada dan hati-hati jika melintas di saat turun hujan. Karena di pinggir jalan banyak tebing dengan posisi tanah dan batu menggantung,” ingatnya.
Sejak kemarin, sambung dia, kawasan wisata pegunungan Dieng, diguyur hujan deras. Hujan turun sejak siang hingga sore hari. Batu dan tanah yang menggantung di atas jalan pun ambrol karena tak kuat menahan gerusan air hujan.
Muharno Zarka