GROBOGAN- Tidak pernah terbayangkan di benak Daniel Hari Nugroho, saat anak sulungnya Jefferson Mahatma Nuswantara Hope, bisa memainkan wayang di depan blencong. Menurut dia, tidak ada gen dari keluarga besarnya yang berprofesi menjadi dalang.
Hope, panggilan akrabnya, memang menyukai wayang sejak usia tiga tahun. Saat itu, ia hanya melihat dari aplikasi video yang ada di gawai orang tuanya. Dari situ, Hope mulai menyukai wayang. Berawal dari situ dan seiring dengan bertambahnya usia, Hope semakin tertarik memainkan wayang.
“Awalnya dia belajar sendiri dari Youtube dan membaca buku. Kemudian, dia belajar di sanggar Gereja Bethel Indonesia Purwodadi. Kebetulan, pendetanya Pak Supangat juga seorang dalang. Hanya saja teknik dalangnya baru sedikit, di sana Hope juga belajar gamelan. Untuk referensinya, dia masih mengandalkan aplikasi video dan membaca buku untuk mencari materi,” kata Daniel, Selasa (19/3).
Untuk meningkatkan kemampuannya, Hope terus melatih diri supaya terasah dan terbiasa saat berada di atas panggung. Ia memilih meluangkan waktunya bermain wayang di hari Sabtu dan Minggu. Saat latihannya ini, Hope mengaku melakukannya sampai larut malam.
“Biasanya pas hari libur saja. Sabtu sore atau Minggu saya memainkan wayang. Kadang sampai malam sekali,” kata siswa kelas 4 SD Kristen Purwodadi ini.
Sebagai dalang cilik yang jam terbangnya belum terlalu tinggi. Meski demikian kerap mendapatkan kesempatan untuk mempertunjukkan kemampuannya di atas panggung. Di antaranya malam tirakatan 17 Agustus di Perumahan Petra Griya, penyambutan tamu dari Polda Jateng saat pencanangan Kampung Tertib Lalu Lintas di perumahan yang sama, kemudian acara Natal di beberapa gereja dan di SD Kristen Purwodadi. “Saya sering memainkan cerita-cerita wayang seperti kisah Mahabarata,” tambah Hope.
Selain hobi memainkan wayang, Hope juga mempunyai bakat memainkan drum. Sama halnya dengan anak-anak seusianya, Hope juga berkeinginan menjadi seorang dokter. “Saya ingin jadi dokter yang juga dalang,” tuturnya.
Sebagai orang tua, Daniel mendukung kegiatan positif yang dilakukan Hope. Namun, ia tetap mengingatkan anaknya agar tetap fokus bidang akademisnya juga. Tidak hanya itu, ia dan istrinya berharap Hope menjadi saluran berkat bagi banyak orang.
Masing-masing anak memiliki kecerdasannya masing-masing. Ketika anak memiliki hobi yang baik dan benar, mari kita dukung. “Meski mungkin terkadang tidak sesuai dengan apa yang menjadi keinginan kita, yang pasti talenta yang dimiliki anak kita bukan untuk masa depan kita,” tutur Daniel.
suarabaru.id / Hana Eswe
: