BANDUNG (SUARABARU.ID) – Crazy rich Grobogan, Joko Suranto kembali membuat kejutan. Setelah tahun lalu viral membangun jalan senilai Rp 2,8 miliar sepanjang 1,8 km di Grobogan, ternyata kini dirinya membangun masjid di Cianjur, Jawa Barat.
Tak hanya itu, Joko bahkan menghadiahi dua rumah untuk karyawannya office boy (OB) dan kurir menjelang Lebaran.
Hal itu diungkap Anggota DPR RI Dedi Mulyadi dalam poscat miliknya Lembur Pakuan Channel yang menemui sosok Joko Suranto, Selasa (18/4/2023).
“Mas Joko menyimpan legesi kebaikan. Tahun kemarin bangun jalan di Grobogan, tahun ini masjid di Ciajur hingga hadiahi rumah ke OB,” tuturnya saat berbincang dengan Joko.
Uniknya menurut mantan Bupati Purwakarta dua periode itu, warga di Kampung Panumbangan, Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur tersebut tak tahu jika donatur terbesar pembangunan masjid tersebut adalah sosok Joko.
Masjid itu porak-poranda dihantam gempa akhir tahun lalu, dan saat Kang Dedi sapaannya datang, masjid tersebut sudah berubah menjadi bagus.
“Masjid di tempat bencana sudah selesai. Rumah belum selesai. Orang situ saja gak tahu kalau yang nyumbang mas Joko. Tahunya REI. Ya REI ya mas Joko, makanya saya datangi,” tuturnya.
Disinggung pembangunan masjid itu, Joko pun malu-malu menjawabnya, karena baginya itu adalah kebaikan yang memang sudah seharusnya dilakukan.
“Malam hari di WA kawan yang di sana, datang ke sana gak bisa (usai gempa). Katanya bangun masjid kebutuhannya sekian, ya kita transfer saja. Tidak tahu masjidnya ada atau tidak. Ternyata dikabarin sudah jadi,” kelakarnya.
Masjid yang dulunya rusak parah, kini sudah berdiri kembali dengan keindahanya, sehingga bisa digunakan untuk tarawih dan salat Ied pada Hari Raya Idul Fitri.
Rupanya Joko tak hanya membangun asal berdiri, tetapi masjid dibangun dengan bahan bangunan GRC yakni material yang kuat dan kemampuannya terbukti untuk menahan gempa hingga badai.
Bahkan setelah masjid selesai, dana pembangunan masih tersisa, sehingga bisa untuk memajukan masjid.
“Bahan bangunannya GRC. Karena ada trauma bencana. Kalau terjadi gempa, tidak berbahaya,” jelas dia.
Menurutnya, bantuan demi bantuan yang digelontor dengan nilai banyak bagi orang, sebagai bentuk cara untuk mendorong agar wilayah terkena gempa di Cianjur cepat pulih. Satu di antaranya yakni dengan membangun kembali fasilitas publik berupa masjid yang rusak.
“Namanya sodaqoh eddict dan bahagia. Happy memberi orang. Kebaikan harus dipaksakan. Udah hajar terus saja, nanti terbiasa,” ungkap Joko.
“Ya termasuk juga bonus rumah ke OB dan kurir di Cicalengka. Alhamdulillah nggak ada penyesalan. Rumah sudah diberikan beberapa waktu lalu. Gak takut habis. Kita bisa lupa, tapi janji Allah itu pasti,” harapnya.
Di sisi lain tambah Joko, melihat pengalaman gempa di Cianjur, jika membuat rumah atau permukiman paling tidak perencanaan, hitungan strukturnya dan kalau ada kearifan lokal misal Kampung Naga saling mengunci sehingga tahan getaran.
Bukan tidak mungkin kata dia, permukiman bisa tertata secara letak, jalanan yang rapi hingga suasana yang nyaman. Padahal dengan uang Rp 60 juta saja, sudah bisa memiliki rumah sederhana (RSH) yang langsung bisa ditempati.
“Kita bangun RSH kita di Subang, sangat layak. Kita bisa menata permukiman misalnya dengan by design seperti perumahan, sehingga arahnya tertata, jalan juga, karena tidak menclok-menclok sehingga tak beraturan. Itu berpengaruh saat gempa,” terang dia.
Hery Priyono