blank
Sejumlah pelatih yang ikut coaching clinic, berfoto bersama. Foto: Eko Priyono

MAGELANG (SUARABARU.ID) – Sebanyak 28 pelatih perwakilan dari 14 Sekolah Sepak Bola (SSB) anggota Askab PSSI Kabupaten Magelang mengikuti coaching clinic, Sabtu (28/11/2020).

Mereka dipandu oleh Gatot Barnowo Pelatih Tim Pra PON DIY cabor sepakbola putri yang akan berlaga di Grup 3 di Stadion Sultan Agung, Bantul, 13-17 Desember mendatang.

Selain Gatot, coaching clinic itu juga menghadirkan Sofan pengurus Askab PSSI Kabupaten Magelang. “Kegiatan ini merupakan pertama kali diadakan di tahun 2020. Beberapa kegiatan dan program kami yang lain sementara ditunda akibat pandemi covid-19,” kata Ketua Askab PSSI Kabupaten Magelang, Rochman Rohim, Senin (30/11/2020).

Disebutkan Rochman, 14 SSB yang ikut dalam coaching clinic itu di antaranya SSB Muntilan United (MU), Garuda Tama, Gulon FC, Puma, Bintang Kalinegoro, Tunas Mekar, Bagas Bagus, Putra Mandiri, Pesat, Merpati, Indonesia Muda (IM), IMJ dan lainnya.

“Sebanyak 14 SSB yang saat ini masih aktif dan rutin mengadakan latihan. Sebenarnya, masih ada beberapa SSB lagi, namun saat ini mereka fakum. Bahkan ada beberapa yang tidak ada pengurusnya,” ungkapnya.

Sedang tujuan coaching clinic itu di antaranya untuk menyamakan persepsi dan kurikulum kepelatihan di SSB. Selain itu juga sebagai media silaturahmi antar SSB dan para pelatihnya. Kemudian juga untuk meningkatkan kualitas dan prestasi pemain dimasa mendatang.

“Kalau kurikulumnya sama, saya optimis prestasi anak-anak (SSB) ke depan akan mengikuti. Di sisi lain, kegiatan ini juga untuk menjaga fair play dan menggairahkan sepakbola di Magelang,” tegasnya.

Ditambahan Gatot Barnowo, dalam coaching clinic itu pihaknya memberikan beberapa materi tentang kriteria latihan usia dini dan kelompok umur, trend sepakbola modern, strategi dan taktik permainan, kompetisi, serta aktivitas lain yang mendukung pelatihan di SSB.

“Saya optimis, jika SDM para pelatih di SSB terus diasah, akan berimbas pada prestasi anak didiknya di kemudian hari. Memang tidak instan, karena semua butuh proses dan prestasi itu tidak hanya jadi beban pelatih, tapi ada peran juga dari pengurus dan orang tua siswa. Tiga hal itu harus saling sinergi,” imbuhnya.

Eko Priyono-trs