MAGELANG (SUARABARU.ID) – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) berupaya mencegah terjadinya stunting di wilayah pegunungan, yakni Desa Bumiayu, Kajoran, Kabupaten Magelang.
Stunting merupakan gangguan tumbuh kembang yang menyebabkan anak memiliki postur tubuh pendek, jauh dari rata-rata anak lain di usia sepantaran.
Gerakan masyarakat sadar stunting berbasis smart education dengan pengolahan limbah dan pelatihan pembuatan limbah dilakukan oleh mahasiswa Fikkes Unimma.
Doaen Ns Reni Mareta MKep mengatakan kasus stunting di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (RisKesDas)2019 menunjukan bahwa agka stunting di Indonesia mencapai 30,8%.
Sementara target WHO angka stunting tidak boleh lebih dari 20%. Angka kejadian stunting di Kabupaten Magelang juga masih cukup tinggi.
Dijelaskan, stunting merupakan dampak dari kekurangan nutrisi selama seribu hari pertama kelahiran. Hal itu akan mengakibatkan gangguan perkembangan fisik pada anak yang biasanya anak akan terlihat lebih pendek dibandingkan anak lain yang seusianya.
Selain itu stunting juga bisa menyebabkan penurunan kemampuan kognitif dan motorik serta penurunan performa kerja.
Anak dengan stunting cenderung memiliki tingkat kecerdasan di bawah normal dibandingkan anak-anak normal lainnya. Apabila gangguan tumbuh kembangnya tidak dideteksi sejak dini maka dampaknya akan berlanjut sampai dewasa.
Berdasarkan data tersebut mahasiswa Fikes Universitas Muhammadiyah Magelang mengadakan kegiatan berupa Pengabdian Pada Masyarakat Terpadu (PPMT) di Desa Bumiayu, Kajoran, Kabupaten Magelang.
Mahasiswanya terdiri Rahayu Rizki Pratama, Saskia Hani Khoirunisa, Dewi Sasqia Syafitri yang ketiganya merupakan mahasiswa dari Program studi Ilmu Keperawatan (S1) dan Anggi Pratiwi dari Program studi Farmasi (S1). Mereka dibimbing oleh Ns Reni Mareta MKep yang merupakan dosen pembimbing di Prodi Keperawatan Unimma.
Dosen menjelaskan, beberapa kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam membantu mengatasi stunting di desa itu adalah dengan memberikan penyuluhan dan pendampingan kepada ibu-ibu dalam pemanfaatan sampah non organik seperti botol air mineral untuk menanam bahan bahan makanan seperti bayam, kangkung, sawi, yang nantinya bisa dimanfaatkan oleh keluarga untuk memenuhi kebutuhan gizi, terutama ibu hamil dan balita.
Kegiatan itu disambut gembiran oleh para ibu dan kader sehingga mereka terlibat aktif dalam kegiatan tersebut. Kegiatan juga mendapat dukungan dari Kepala Desa Bumiayu Bekti Suprayitna dan Bidan desa Bumiayu Nur Rahmawati.
Kegiatan lain yang dilakukan oleh tim adalah pelatihan pembuatan Makanan Pendamping ASI (MPASI) bagi ibu-ibu yang memiliki anak bayi dan balita juga kader dengan memanfaatkan produk atau hasil lokal untuk meningkatkan gizi pada bayi dan balita.
Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa meliputi pelatihan yang didalamya berisi pemberian materi tentang pengetian MPASI, kebutuhan energi pada anak, waktu pemberian, jenis makanan, jadwal pemberian dan demonstrasi memasak menu MPASI usia 7-9 bulan dan 9-12 bulan dengan menggunakan bahan dasar umbi hasil kebun mereka.
Eko Priyono