BOJA – Kepedulian mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) terhadap kesehatan lingkungan masyarakat Desa Bebengan, Boja, Kabupaten Kendal, ditunjukkan dengan melakukan sosialisasi open defecation free (ODF/setop buang air besar sembarangan) yang berfokus pada septic tank komunal, baru-baru ini. Sosialisasi bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar pengelolaan mandi, cuci, dan kakus (MCK) sesuai dengan standar dan tidak mencemari lingkungan.
Dosen Teknik Sipil UPGRIS, Slamet Budirahardjo selaku pemateri mengemukakan pentingnya mengubah pola pikir masyarakat yang masih biasa buang air besar (BAB) di sungai. Perilaku BAB sembarangan bukan semata-mata warga tidak memiliki jamban di rumahnya, melainkan hal itu dipengaruhi kebiasaan yang belum sepenuhnya bisa diubah.
Berdasarkan data dari delapan rukun warga (RW) Desa Bebengan tercatat 50 warga belum memiliki septic tank dan 110 warga masih BAB di sungai. Alasan itu didasari keterbatasan lahan sehingga mereka tidak membuat sanitasi air besar yang layak. Karena itu, pemerintahan desa berencana memfasilitasi MCK berupa septic tank komunal pada titik-titik tertentu dengan pertimbangan persebaran wilayah warga dalam data tersebut.
Rencana ini tentunya tak akan berjalan dengan baik tanpa partisipasi aktif dari masyarakat. Hal itu juga berkaitan dengan mengubah pola pikir warga bahwa septic tank yang layak itu penting, karena akan berdampak pada kesehatan lingkungan sekitar. Kepala Desa Bebengan, Wastoni sangat mengapresiasi sosialisasi ini dan berharap selepas kegiatan yang dipimpin Khairul Mutakin itu dapat memberikan manfaat bagi masyarakat khususnya warga Desa Bebengan. Dia ingin warganya mau mengubah pola pikir demi menjaga kesehatan bagi mereka sendiri dan generasi yang akan datang. (rr)