SEMARANG (SUARABARU.ID) – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah (KPw BI Jateng) menggelar acara bedah buku Rahasia Nusantara karya Youtuber Asisi Suhariyanto.
Bertempat di Gedung Radjawali Semarang Cultural Center (SCC), Selasa 26 November 2024, acara bedah buku tersebut dihadiri oleh sejumlah kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, pegiat sejarah, hingga media massa.
Dalam bedah buku tersebut Asisi menjabarkan salah satu isi bukunya tentang Candi Plaosan dari masa sejarah zaman Wangsa Syailendra dan candi ini diklaim merupakan prasasti bukti cinta beda agama.
“Seperti Taj Mahal (India), Candi Plaosan di Klaten ini merupakan candi kembar yang berhubungan dengan kisah cinta Rakai Pikatan (Raja Mataram kuno Dinasti Sanjaya / penganut Hindu) dengan Pramodhawardhani (Dinasti Syailendra / penganut Buddha),” kata Asisi.
Asisi menambahkan, seluruh situs purbakala zaman kerajaan kuno tersebut memiliki banyak pesan dan cerita. Mulai dari kisah yang melatar belakangi dibangunnya candi tersebut, ilmu arsitektur yang digunakan, hingga kaitannya dengan situs-situs candi lain yang ada disekitar wilayah tersebut.
“Sebenarnya kalau buka aplikasi Jasirah (Jejak Wisata Sejarah) itu semua ada keterangannya, termasuk juga di aplikasi ini kita bisa melihat keterangan informasi apa saja yang ada di sekitar lokasi, mulai dari tempat makan, souvenir, hingga tempat wisata menarik lainnya,” katanya.
Sementar itu, Kepala KPw BI Jateng, Rahmat Dwisaputra, mengatakan, dalam acara bedah buku tersebut pihaknya memang sengaja mengundang Asisi Suhariyanto yang memang seorang Youtuber yang intens terhadap tempat-tempat bersejarah untuk memperkenalkan Jasirah sebagai guideline wisata sejarah di Jateng.
“Kita memang meminta Asisi ini untuk memperkenalkan Jasirah di kanal YouTubenya. Aplikasi ini bisa jadi guideline bagi masyarakat untuk mengamati wisata sejarah di Jateng,” kata Rahmat usai acara bedah buku.
Rahmat menjelaskan, aplikasi Jasirah ini menampilkan seluruh situs-situs sejarah yang ada di Jawa Tengah dan sekitarnya, Terutama di wilayah-wilayah yang penuh dengan peninggalan sejarah, seperti sekitaran Yogyakarta, Solo dan Semarang.
Dirinya mengungkapkan kalau Jawa Tengah sendiri kaya akan sejarah, karena kerajaan Mataram Hindu dan Mataram Islam merupakan cikal bakal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga, sejarah yang ada di situs-situs peninggalan ini cerita-cerita yang ada dibaliknya bisa disimak dalam satu aplikasi yang mudah dibaca dan diikuti.
“Mempelajari sejarah itu punya dua manfaat besar, selain membangun jati diri bangsa juga dapat menjadi sumber ekonomi melalui pariwisata. Pariwisata sejarah ini kan juga bisa menjadi sumber ekonomi baru di Jateng, apalagi kita juga ada pengembangan pariwisata di wilayah Joglosemar,” katanya.
HP