MAGELANG- Sembahyang Ti Sik (tutup tahun ) menjelang tahun baru Sin Cia 2570/ 2019 dan sembahyang Thauw Gee (awal tahun) yang dilaksanakan di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Liong Hok Bio Kota Magelang, Senin malam (4/2) berjalan hikmat.
Mulai pukul 21.00, umat Tri Dharma terdiri atas Khonghucu, Buddha dan Taoisme mendatangi Kelenteng Liong Hok Bio di Jalan Alun-alun Selatan 2 tersebut.
Saat sembahyang para warga keturunan Tionghoa menyalakan lilin dan membakar Hiong Swa (dupa ). Pukul 22.30 dilaksanakan sembahyang Ti Sik.
Setelah ituumat diberi kesempatan untuk menulis doa- doa di atas kertas berwarna kuning agar dikabulkan sepanjang tahun. ‘’Doa-doa yang ditulis pada secarik kertas juga berisi harapan dari para umat di tahun baru ini,’’ kata Ketua Yayasan Tri Bakti TITD Liong Hok Bio, Paul Chandra Wesi Aji, Senin.
Sekitar 15 menit sebelum malam pergantian tahun atau pukul 23.45 ditandai dengan penutupan pintu kelenteng. Tradisi tutup pintu klenteng menjelang Imlek sebagai salah satu simbol menutup lembaran hidup tahun sebelumnya dan membuka dengan semangat yang baru.
Setelah sembahyang awal tahun dilanjutkan Pai Cia bersama dan doa bersama menyambut Sang dewa Rejeki (Ciek Jay Sen) dan pembagian berkah Sin cia. Sebelum melaksanakan sembahyang awal tahun (Thauw Gee), Pembina Yayasan Tri Bakti Magelang, David Herman Jaya secara simbolis membuka kembali pintu tempat ibadah.
Memasuki pergantian tahun dilangsungkan sembahyang buka tahun yang dilanjutkan dengan pembagian berkah berupa air dan makanan. Kedua berkah itu sebelumnya sudah diberkati di kelenteng.
Sebelum Sembahyang Ti Sik, delapan ekor barongsay dan Liong Samsi tampil di hadapan para warga keturunan Tionghoa dan
masyarakat Kota Magelang yang memenuhi halaman TITD Liong Hok Bio tersebut.
Paul Chandra mengatakan, penampilan kesenian Barongsay dan Liong Samsi juga untuk menghibur masyarakat yang memenuhi halaman Klenteng Liong Hok Bio sejak sore hari.
Paul Chandra menambahkan, setelah sembahyang Imlek , tiga hari kemudian atau Jumat (8/2), besok, warga keturunan Tionghoa akan melaksanakan Sembahyang Pudunan (Toa Pekong turun ke bumi ). Yakni, sembahyang untuk para dewa-dewi yang baru saja memberikan laporan pada Tuhan, kembali turun ke bumi.
‘’Setelah sembahyang Pudunan, para umat kembali melakukan sembahyang pada Selasa (12/2), yakni sembahyang Besar kepada Tuhan Yang Maha Esa ( King ThiKong),’’ ungkapnya. katanya.
Paul Chandra menjelaskan, sebagai puncak acara Imlek 2570 , TITD Liong Hok Bio Magelang akan melakukan kirab Cap Go Meh pada 19 Februari 2019. Rute yang dilewati menyusuri jalan-jalan di kawasan pecinan Kota Magelang. Yakni, Jalan Pemuda , Jalan Mataram, Jalan Sriwijaya, Jalan Majapahit, Jalan Sigaluh dan kembali ke kelenteng.
Pembina Yayasan Tri Bakti, David Hermanjaya berharap, Tahun Baru Imlek 2570/ 2019 bertepatan dengan shio babi tanah, perekonomian Indonesia lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. ‘’Shio babi tanah yang mempunyai arti kesuburan, maka diharapkan perekonomian masyarakat makin membaik,” ujarnya.
Dia menambahkan, meskipun perekonomian makin membaik, tetapi masyarakat diharapkan tidak terlalu boros dalam mengelola keuangan, baik di dalam lingkup keluarga maupun dalam bidang bisnis.
Pada perayaan Imlek tahun ini, masyarakat keturunan Tionghoa juga mendoakan Bangsa Indonesia utamanya pelaksanaan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden yang akan dilaksanakan 17 April mendatang, dapat berjalan lancar dan aman.
‘’Kami juga berdoa secara khusus untuk kelancaran dan keamanan pelaksanaan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. Selain itu, kami juga mengajak seluruh masyarakat keturunan Tionghoa untuk menggunakan hak pilihnya dan memilih sesuai dengan hati nurani,’’ pintanya. (Suarabaru.id/dh)