JEPARA (SUARABARU.ID) – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unisnu Jepara belum lama ini melakukan pendampingan program pengabdian masyarakat untuk para pelajar.
Kali ini menggandeng IPNU-IPPNU Kabupaten Jepara, dalam bentuk workshop dengan tema “Peningkatan SDM Pelajar Se-Kab Jepara melalui kegiatan Seni Memimpin Organisasi”.
Kegiatan yang dilakukan di Pondok Pesantren At-Taqiy Kalipucang Kulon Welahan ini diselenggarakan selama dua hari dalam bentuk ceramah dan diskusi. Kegiatan ini diikuti oleh 50 orang pengurus IPNU – IPPNU di Kabupaten Jepara.
Rektor Unisnu Jepara, Dr. H. Sa’dullah Assa’idi, M.Ag yang menjadi narasumber workshop memberikan tips seni menjadi pemimpin dalam organisasi khususnya organisasi pelajar IPNU – IPPNU Jepara.
“Untuk memperkokoh organisasi, seorang pemimpin hendaknya mempunyai seni merangkul, seperti sosok orang tua yang mengayomi sehingga menjadi sosok yang kehadiranya selalu dirindukan oleh orang lain”, ujar Sa’dullah Assa’idi.
Menurut Sa’dullah Assa’idi sosok pemimpin kharismatik dan efektif merupakan sosok pemimpin yang tidak hanya diperoleh seseorang berdasarkan garis keturunan. “Akan tetapi berasal dari keilmuan ditambah lagi dengan akhlak yang baik. Oleh karena itu pemimpin yang ideal adalah sosok pemimpin yang memiliki ciri ‘Alim, ‘Abid dan ‘Arif,” tambahnya.
Ia juga menjelaskan, pada umumnya orang arif ialah alim, tetapi tidak semua orang alim itu arif. Penggunaannya dalam bahasa Indonesia kedua kata tersebut sering dipertukarkan (interchangible). Seolah-olah kedua kata ini sinonim, padahal keduanya amat berbeda.
Alim menurut Sa’dullah Assa’idi, dari akar kata ’alima-ya’lam yang berarti mengetahui, mengerti. Memang arti dasarnya mirip dengan kata ’arafa-ya’rifu berarti memahami, mengetahui. Kalau sudah menjadi isim fa’il, alim dan arif sudah mulai dibedakan.
“Alim artinya orang yang mengetahui sesuatu dengan menggunakan kecerdasan logika. Sedangkan arif berarti orang yang memahami sesuatu dengan menggunakan kecerdasan batin/spiritual,” urai Sa’dullah Assa’idi.
Rektor Unisnu Jepara ini juga menjelaskan, untuk menciptakan pemimpin yang efektif, bisa dilihat dari kebenarannya dalam mengungkapkan suatu hal, kejujurannya, caranya dalam bermusyawarah, Mas’uliyyah / tanggung jawab, mau memberi nasihat dan teladan, terampil dalam berfikir serta selalu memenuhi janjinya.
Sementara Wiwik Widayati selaku Ketua PC IPPNU Jepara yang juga menjadi narasumber kegiatan ini menyatakan, output dari kegiatan ini adalah mencetak calon-calon pengurus IPNU dan IPPNU Cabang Jepara yang lebih baik serta mampu menerapkan azas kepemimpinan yang baik dan benar.
“Apa yang dihasilkan dalam forum diskusi akan dibawa dalam permusyawaratan tertinggi di pimpinan cabang yaitu pada persiapan latihan kader utama. Ini jenjang kaderisasi formal tertinggi di organisasi IPNU dan IPPNU,” ujarnya.
“Melihat perkembangan dan kebutuhan pimpinan cabang saat ini, dibutuhkan kerja tim yang matang yang berorientasi pada kolektifitas dan komitmen kerja organisasi, dimana hasil akhir ini tercipta pemimpin yang mampu mewujudkan semangat berorganisasi,” ujar Wiwik Widayati.
Ia menambahkan. kegiatan ini diselenggarakan mengingat perkembangan modernisasi saat ini dalam multi dimensi kehidupan telah memberikan pengaruh besar terhadap pola, strategi dan teknik pengembangan organisasi IPNU-IPPNU Jepara.
“Hal ini terlihat pada level kaderisasi, organisasi dan partisipasi, percepatan perkembangan opini dan isu masalah pelajar remaja semakin hari semakin mendesak untuk segara diselesaikan seperti persoalan moralitas, radikalisme, peningkatan SDM, kenakalan remaja, Narkoba & HIV/AIDS, kekerasan dan persoalan-persoalan lainnya yang menggerogoti nilai-nilai karimah,” ungkapnya
Menurut Wiwik Widayati, sebagai bagian dari komponen bangsa yang menentukan arah, karakter dan watak bangsa kedepan. “ Karena itu IPNU-IPPNU harus bisa mengembangkan organisasi ini menjadi organisasi yang Bima’nal Karimah yaitu organisasi yang menjunjung nilai-nilai moralitas dan karakter. Harapannya Indonesia, dan Jepara secara lebih khusus mempunyai kader dan pemimpin yang sesuai dengan kebutuhan bangsa.
Hadepe – Dna