blank
Kepala Sekolah BUMDes Unisnu Jepara, Dr Ali Sofwan, SE, M.Si

JEPARA(SUARABARU.ID) – Saat ini di Jepara terdapat 184 BUMDes. Namun dari jumlah tersebut  sebanyak 139 BUMDes ada pada level dasar, 44 tumbuh, dan 1 pada level berkembang. Padahal sesuai dengan amanat UU No. 6/2014,  desa mendapat peluang besar untuk meningkatkan perannya dalam pengembangan ekonomi masyarakat di desa melalui BUMDes.

Terdorong untuk dapat berperan dalam  meningkatan kapasitas BUMDes di Kabupaten Jepara, maka Unisnu Jepara melalui  LPPM Unisnu Jepara hadir sebagai pendamping bagi Badan Usaha Milik Desa  yang ada di Jepara, maupun  yang ada di luar Jepara melalui program Sekolah BUMDes.

blank
Pelatihyhan pengelolaan BUMDes di Kecamatan Pakis Aji Jepara

Dalam kaitannya dengan hal tersebut Sekolah BUMDes UNISNU kembali turun ke desa untuk mengadakan  Pelatihan Peningkatan  Kapasitas Pengurus BUMDes. Kali ini dilakukan di Kecamatan Pakis Aji. Kegiatan yang berlangsung di pendopo Kantor Kecamatan Pakis Aji ini dimaksudkan untuk memberikan pelatihan dan bekal  bagi  pengelola  BUMDes di 8  desa di Kecamatan  Pakis Aji.

Kegiatan ini dihadiri oleh Camat Pakis Aji,  Arif Budiyanto SH, Kepala Sekolah BUMDes Unisnu Dr. Ali Sofwan, SE, M.Si, dan pengelola 8 BUMDes di masing-masing desa di Kecamatan Pakis Aji.

blank

Menurut Camat Pakis Aji, Arif Budiyanto SH,  BUMDes merupakan badan usaha yang mayoritas modalnya dimiliki oleh desa untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat  desa.

Dijelaskan juga, tujuan didirikannya  BUMDes antara lain meningkatkan perekonomian desa, mengoptimalkan aset desa, meningkatkan  usaha  masyarakat, mengembangkan rencana kerja sama usaha, menciptakan  peluang  dan  jaringan  pasar.

Disamping itu BUMDes juga bertujuann untuk  membuka lapangan kerja serta meningkatkan  kesejahteraan  masyarakat, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa dan meningkatkan pendapatan masyarakat  dan desa.

blank

Sedangkan 5 sektor prioritas BUMDesa menurur Arif Budiyanto yaitu pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA), Industri pengolahan berbasis sumber daya lokal, jaringan distribusi, sektor keuangan/permodalan, dan pelayanan publik.

“Harapan dari pelatihan ini  peserta memahami konsep pengembangan BUMDes, mengenal potensi usaha desa, dan memahami  proses pembentukan BUMDes bagi desa yang akan membentuk BUMDes,” ujarnya.

blank

Sementara itu, Kepala Sekolah BUMDes Unisnu, Dr. Ali Sofwan, SE, M.Si mengajak seluruh peserta untuk mendiskripsikan  BUMDes dalam sebuah cerita khayal dengan metode Thematic Apperception Test (TAT). Pada paparan itu Ali Sofwan  meminta para peserta  untuk  membayangkan BUMDes secara utuh, bukan hanya membayangkan sukses dan keberhasilannya saja. Namun juga antisiapasi kegagalan serta   target yang ingin  dicapai.

Untuk mengetahui posisi BUMDes saat ini dan mengetahui apa yang mesti dilakukan ke depan, Ali Sowfan minta para peserta untuk  mempergunakan instrumen Peraturan Gubernur No 18 tahun 2018. “Namun jangan menunggu sempurna untuk memulai. Tumbuhkan rasa cinta BUMDes sebab  dengan cinta maka semua akan menemukan jalannya,” ujar Kepala Sekolah BUMDes UNISNU.

Hadepe – ua

blank

blank

blank

blank

blank