blank
Ditjen Hortikultura Kementan RI Prihasto Setyanto ketika berkunjung ke KWT Berdikari Wonosobo. (Foto : SB/Muharno Zarka)

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Direktorat Jenderal (Ditjen) Holtikultura Kementerian Pertanian RI (Kementan RI) Prihasto Setyanto beserta rombongan, Selasa (11/8) sore, berkunjung ke KWT Berdikari di Mirombo Rojoimo Wonosobo.

Prihasto dalam kunjungan tersebut disambut Plt Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (Dispaperkan) Wonosobo Sumaedi, Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Berdikari Sudaryati dan sejumlah anggota serta pekerja KWT.

KWT Berdikari selama ini banyak memproduksi herbal drink dan minuman rempah bertajuk “Jamu Rumpun Padi”. Jamu tradisional dan alami tersebut berbahan jahe merah, kunyit, beras kencur, cabe lempuyang, daun sirsat dan temulawak.

Sepanjang kunjungan, Ditjen Hortikultura melihat langsung proses produksi jamu herbal dan melakukan dialog dengan produsen. Bahkan Prihasto mencoba memasukan bahan baku beras kencur ke mesin penghancur dan melihat proses pengemasan jamu tradisional tersebut.

Sebelum melakukan kunjungan kerja di KWT Berdikari Wonosobo, Prihasto dan rombongan terlebih dahulu sudah melakukan anjangsana ke petani asparagus di wilayah Temanggung.

Setelah dari Wonosobo kunjungan dilanjutkan ke petani kelengkeng di Magelang. Pihaknya mengaku selalu mendorong petani di beberapa daerah untuk bisa mengoptimalkan potensi pertanian lokal yang ada.

Ketahanan Pangan

blank
Sejumlah anggota KWT Berdikari Wonosobo foto bersama dengan Ditjen Hortikultura Kementan RI Prihasto Setyanto. (Foto : SB/Muharno Zarka)

Prihasto mengatakan di masa pandemi global Covid-19 ini, sektor pertanian masih relatif aman dan bisa bertahan dari gempuran krisis ekonomi. Sementara, sektor lain seperti pariwisata, industri kreatif dan jasa mengalami kelesuan total.

“Karena itu, Kementan RI berusaha untuk terus menjaga ketahanan pangan. Jangan sampai terjadi krisis pangan karena sangat membahayakan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini sudah minus 5 persen akibat wabah virus Corona,” sebutnya.

Hanya pertumbuhan ekonomi pertanian, imbuhnya, yang bisa menyelamatkan ekonomi di tengah krisis ini. Perlu daya topang industri pertanian dan menggenjot ekspor hasil pertanian.

“Kementan RI siap mendorong kemudahan ekspor hasil pertanian melalui kebijakan perijinan dan membantu promosi pasar di luar negeri. Saat ini produksi hasil pertanian, terutama rempah-rempah, banyak dicari orang,” tegasnya.

Ketua KWT Berdikari Sudaryati menambahkan sejauh ini pihaknya telah melakukan ekspor herbal drink ke Roma, Jepang, Belgia dan Belanda. Bahan baku dan produksi tidak banyak kendala.

“Hanya butuh suntikan modal dan promosi agar produksi jamu tradisional terus meningkat. Saat ini, omzet masih fluktuatif, tergantung pesanan. Sehari sudah bisa mengolah minimal 30 kilo bahan baku,” akunya.

Muharno Zarka-mm