BREBES (SUARABARU.ID) – Demi mewujudkan kelancaran pelayanan arus mudik dan arus balik Hari Raya Lebaran Idul Fitri 1446 H (2025 M), Polda Jateng menyiapkan 5 strategi aglomerasi. Yakni upaya pengumpulan atau pengelompokan (arus lalu lintas) ke dalam suatu tempat (wilayah).
Humas Polda Jateng mengabarkan, kebijakan strategi 5 aglomerasi ini, Rabu (12/3/25), disampaikan oleh Karo Ops Polda Jateng, Kombes Basya Radyananda, saat melakukan asistensi dan pengecekan jalur mudik dalam Operasi Ketupat Candi 2025 di Exit Tol Pejagan, Brebes.
“Hari ini (Rabu 12/3/25), kami berada di Pejagan, Brebes, untuk melakukan pengecekan jalur sebagai bagian dari rangkaian Rakor Lintas Sektoral yang telah digelar Polda Jateng. Pengecekan ini, bertujuan untuk memastikan kondisi terkini dan merancang strategi yang akan diterapkan dalam pengamanan mudik tahun ini,” ujar Kombes Basya.
Berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya, Polda Jateng telah menetapkan strategi aglomerasi guna menangani potensi permasalahan lalu lintas secara komprehensif. Strategi ini, tidak hanya diterapkan pada satu wilayah atau satuan kerja, tetapi mencakup beberapa Polres sekaligus.
Ada lima strategi aglomerasi yang disusun untuk mengatasi kendala yang terjadi tahun lalu. Strategi ini dibuat karena jaringan jalan merupakan satu sistem yang saling terhubung, sehingga penyelesaiannya harus dilakukan secara menyeluruh.
Senada dengan Karo Ops, Dirlantas Polda Jateng, Kombes Sonny Irawan, menjelaskan, strategi ini diterapkan mengingat luas wilayah Jawa Tengah mencapai 29% dari total luas Pulau Jawa. Selain itu, terdapat lima jaringan jalan utama, yakni jalur pantura, tol, selatan, tengah, dan selatan-selatan. “Karena itulah, strategi yang kami gunakan membagi wilayah Jawa Tengah dengan metode lima aglomerasi,” ungkap Kombes Sonny.
Tol Solo-Yogya
Dalam pengecekan ke lapangan, Tim Polda Jateng memulai dari jalur Brebes, mulai dari Pejagan hingga jalur selatan. Hal ini mengacu pada evaluasi Operasi Ketupat Candi 2024, dimana Pejagan menjadi titik krusial bagi pemudik yang menuju wilayah selatan, tengah dan Yogyakarta.
Pihak Polda Jateng, mengevaluasi dampak pembangunan Tol Solo-Yogyakarta terhadap kepadatan arus di Pejagan, khususnya di jalur arteri. Pada tahun lalu, volume kendaraan yang melintas di jalan Pejagan mencapai 4% dari Cikatama. Artinya, Cikatama yang masuk ke Trans Jawa 66% dari Cikampek 4%-nya ada di Pejagan dan 50%nya masuk wilayah Kalikangkung.
Selain strategi aglomerasi, Polda Jateng juga menyiapkan langkah antisipasi di jalur arteri, khususnya dari Pejagan hingga Ajibarang. “Kami akan melakukan analisis berdasarkan traffic accounting, volume per kapasitas dan tingkat kepadatan arus. Jika terjadi peningkatan signifikan, akan menerapkan rekayasa lalu lintas, seperti contra flow dan one way parsial secara lokal.
Selain itu, koordinasi dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) juga akan dilakukan jika terjadi lonjakan arus di Pejagan. Salah satu alternatifnya, adalah mengalihkan kendaraan yang menuju selatan melalui Exit Tol Pemalang, kemudian diarahkan ke Randudongkal hingga ke wilayah Banyumas. Setelah dari Pejagan, kegiatan asistensi dilanjutkan dengan pengecekan jalur di wilayah Dermoleng, Pasar Linggapura, hingga perbatasan Banyumas.
Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, mengimbau masyarakat untuk mempersiapkan perjalanan mudik dengan baik, dan selalu mematuhi arahan petugas di lapangan. Masyarakat untuk bijak dalam memilih waktu perjalanan, dan mengikuti rekayasa lalu lintas yang diterapkan demi kelancaran bersama.(Bambang Pur)