blank
Unimma melakukan sosialisasi cegah sunting di Banyuroto, Sawangan, Kabupaten Magelang, beberapa hari lalu. Foto: dok

KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID) – Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) melalui program pengabdian pada masyarakat terpadu (PPMT) menggelar program bertema: Cegah Stunting agar Tidak Genting di Dusun Garon, Desa Banyuroto, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Program

yang digagas Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) itu berlangsung selama satu bulan, dari 14 Desember 2024 hingga 14 Januari 2025.

“Itu menjadi upaya nyata untuk menekan angka stunting di wilayah tersebut,” jelas Dosen Unimma, Nugroho Agung Prabowo, hari ini Selasa (7/1/25).

Selebihnya dipaparkan, program itu mencakup berbagai kegiatan, termasuk sosialisasi pencegahan stunting kepada masyarakat. “Dengan menghadirkan bidan desa dan kader pencegahan stunting, warga diberi pemahaman mendalam tentang pentingnya pola makan bergizi dan kesehatan anak,” tuturnya.

Tidak hanya itu, makanan bergizi juga diberikan kepada anak-anak yang terindikasi stunting, sebagai bentuk intervensi langsung.

Kepala Dusun Garon, Wahyudi, hari ini menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan tersebut. Menurut dia, program tersebut sangat membantu masyarakat. “Alhamdulillah, kami melihat dampaknya secara langsung dengan penurunan jumlah anak yang terindikasi stunting, dari 11 anak menjadi 9 anak. Ini adalah kemajuan yang sangat berarti bagi kami,” ungkap Wahyudi.

blank
Mahasiswa Unimma bersama warga di lokasi sosialisasi penghapusan sunting, beberapa hari lalu. Foto: dok

Keberhasilan program itu tak lepas dari kerja keras tim PPMT yang terdiri dari lima mahasiswa Unimma. Yakni Faizal Akbar Sawaludin, Aliya Rosida Hani, Maharani Khansa’ul Fadhila, Alfi Ichsanudin, dan Dimas Litanjuana. Mereka dibimbing oleh dosen pendamping lapangan, yang turut memantau pelaksanaan program.

Di sisi lain, bagi para mahasiswa, program itu menjadi ajang penting untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan dari bangku kuliah. Sekaligus memperdalam kemampuan sosial mereka. “Kami banyak belajar tentang bagaimana bekerja sama dengan masyarakat dan menyusun solusi konkret untuk permasalahan sosial yang nyata,” ujar salah satu anggota kelompok PPMT, Maharani Khansa’ul Fadhila.

Kegiatan tersebut juga melibatkan kolaborasi erat dengan kader pencegahan stunting, serta tenaga kesehatan setempat, yang menjadi mitra strategis dalam menjalankan setiap langkah program. Dengan sinergi itu, edukasi dan intervensi yang dilakukan berhasil menjangkau lebih banyak warga dan memberikan dampak positif.

Dosen Unimma, Nugroho Agung Prabowo, berharap, melalui program PPMT, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pencegahan stunting semakin meningkat. “Keberhasilan itu menjadi bukti nyata bahwa akademisi memiliki peran strategis dalam menyelesaikan tantangan sosial, sekaligus menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan lainnya untuk turut serta membangun masyarakat yang lebih sehat dan sejahtera,” katanya.

Eko Priyono