blank
Damkar Pemkab Wonogiri juga memberikan pelatihan penanggulangan musibah kebakaran kepada para siswa dalam kegiatan outing class, sebagaimana yang dilakukan di SMK Negeri 1 Wonogiri ini.(Dok.Damkar Pemkab Wonogiri)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Pemadam kebakaran (Damkar) merupakan brigade khusus yang bertugas memadamkan api dan menyelamatkan korban dalam musibah kebakaran. Tapi tugasnya meluas, tidak hanya memadamkan api, karena juga memberikan pertolongan pada sejumlah kasus di luar musibah kebakaran.

Sebagaimana yang dilakukan Damkar Pemkab Wonogiri misalnya. Selama Tahun 2024, juga melakukan penangkapan ular sebanyak 80 kali, ngundhuh sarang lebah 107 kali, tangkap Biawak (Varanus salvator). 11 kali dan memberikan pertolongan melepas cincin yang lekat pada jari tangan sebanyak 17 kali. Termasuk cincin kawin seorang dokter spesialis yang manjing (melekat sulit dilepas) dari jaring tangannya.

Bersamaan itu, juga mengevakuasi kucing dan kambing yang tercebur sumur, memberikan  pertolongan pada tukang bangunan yang kesetrum di ketinggian loteng, dan memberikan pelatihan outing class di 70 sekolah. Pernah pula dimintai tolong melepas jari tangan pekerja rumah makan, yang kejepit mesin penghalus sambal.

Kepala Satpol-PP Kabupaten Wonogiri Joko Susilo dan Kabid Damkar Joko Prayitno melalui Koordinator Lapangan Sriyanto Kembo, menyatakan, untuk tugas pokok pemadaman api sebanyak 80 kali. Lebih banyak memberikan pertolongan pada kasus non-musibah kebakaran. Ini dilakukan atas permintaan masyarakat, yang sulit ditolak.

Kasus reptil liar seperti penangkapan ular dan Biawak, itu dilakukan karena kemunculannya di lokasi pemukiman, telah meresahkan dan membuat takut warga. Apalagi bila Biawak masuk ke dalam rumah, atau ular masuk ke dalam ruang mesin mobil yang diparkir di garasi.

Demikian halnya untuk kasus ngundhuh sarang tawon, karena keberadaan sarangnya berada di rumah atau lokasi yang dekat dengan kampung yang membuat takut warga. Sebagaimana pada pengundhuhan lebah jenis Tawon Gung (Apis dorsata) liar di Desa Wonoharjo, Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri misalnya.

Romawi

Lokasi sarangnya berada di ketinggian Pohon Akasia di area green belt (sabuk hijau) Waduk Gajahmungkur Wonogiri. Sejumlah pemburu madu, berulangkali mendatangi lokasi tapi takut mengundhuh. Meskipun mereka sangat minat terhadap madunya yang terhitung berkualitas dan mujarab. Hingga akhirnya masyarakat meminta bantuan kepada Damkar Wonogiri.

Damkar telah ada sejak zaman Romawi. Sejarahnya, dimulai pada masa Romawi Kuno, tepatnya pada sekitar abad pertama sebelum Masehi. Satuan khusus Damkar pertama kali dibentuk oleh Marcus Licinius Crassus (115-53 SM), seorang jenderal dan politisi Romawi.

Tahun 60 Masehi, dibentuk pasukan Damkar Kekaisaran bernama Vigiles oleh Kaisar Nero. Pasukan Vigiles terdiri dari beberapa batalion yang ditugaskan di sejumlah distrik, dan dibayar dengan uang pajak.

Di Negeri Paman Sam, Benyamin Franklin tidak hanya dikenal sebagai Bapak Pendiri Amerika Serikat, tetapi juga dikenal sebagai “Bapak Dinas Pemadam Kebakaran”. Pada Tahun 1736, Benyamin Franklin mendirikan Union Fire Company di Philadelphia. Di Indonesia, Damkar telah eksis sejak zaman penjajahan Belanda. Pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia pada Tanggal 1 Maret 1919, mendirikan Damkar dengan nama de Brandweer.

Berdasar Buku “Dari Brandweer ke Dinas Kebakaran DKI Jakarta” yang disusun oleh GH Winokan (Pensiunan DPK), urusan pemadam kebakaran di Kota Jakarta mulai diorganisir pada Tahun 1873 oleh pemerintah Hindia Belanda. Korps ini semula bernama Brandweer. Dibentuk oleh Resident op Batavia melalui ketentuan yang disebut sebagai Reglement op de Brandweer in de Afdeeling stand Vorstenden Van Batavia.

Masyarakat Betawi, memberikan prasasti tanda peringatan Brandweer Batavia 1919-1929 Tanggal 1 Maret 1929, sebagai tanda penghargaan dan terima kasih atas darma bakti para petugas Damkar. Tanda penghargaan tersebut, diberikan bersamaan ketika Brandweer Batavia merayakan ulang tahunnya yang ke-10 pada Tanggal 1 Maret 1929.(Bambang Pur)