Diingatkan, bahwa dengan harta benda memang bisa ayem, tetapi hanya di dalam dunia. “Bagaimana agar bisa ayem di dunia dan akhirat? Ya harus ada jaminan, yaitu Kristus yang datang ke dunia. Kristus datang tidak hanya menyelamatkan tetapi juga menyertai selamanya. Inilah jaminan yang menjadikan kita ayem,” kata Pdt Bambang.
Bila orang punya jaminan kepastian akan merasa ayem.
Bagaimana agar ayem di dunia dan saat mati untung.
Maka dari itu, dia mengatakan, umat Kristen bersuka cita karena Tuhan senantiasa menyertai. “ Bila kita tidak disertai Tuhan maka yang ada adalah kecemasan dan ketakutan,” ujarnya.
Bacaan dalam khotbah ibadah Natal ini dipetik dari Yohanes 1 ayat 1-14. Pada ayat 1 berbunyi: Pada mulanya adalah firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. “Dia yang menjadikan segalanya jadi, Dia pencipta, dan sumber hidup. Tanpa dia taka da sesuatu yang jadi. Allah adalah sumber hidup yang datang ke dunia dalam diri Yesus,” ujar Pdt. Bambang.
Tidak Dadakan
Kedatangan Yesus ke dalam dunia, tambahnya, tidak secara dadakan. “Sudah ada rencana Tuhan yang sempurna. Sebelum dia datang, Yohanes pembaptis diutus untuk memberikan kesaksian tentang terang. Yohanes menyiapkan agar manusia mengenal sang terang, sang Mesias. Tanpa kenal Mesias, manusia pasti akan menolak-Nya,” ujar Pdt Bambang.
Diingatkan pula, bahwa orang Kristen bekerja untuk Tuhan. “Mengikut Tuhan, bekerja untuk Tuhan bukan untuk mencari upah, tetapi memang seharusnya kita bekerja untuk Tuhan,” kata dia.
Meski demikian, sebagai Anak Tuhan, umat Kristen juga tak lepas dari masalah. “Tetapi serahkan semua masalah kepada Tuhan, karena Tuhan yang akan menyelesaikan. Bersama Bapa tak ada yang mustahil, karena Tuhan tinggal di antara kita,” ujarnya.
Dalam ibadah ini ada persembahan pujian dari Paduan Suara Nafiri dan Efrata, yang menambah khidmat ibadah Natal di tempat ibadah Pepanthan Mugassari ini.
Ibadah usai dilanjutkan dengan bersalam-salam saling mengucapkan selamat Nata, dan majelis menyediakan minuman teh dan kudapan untuk jemaat.
R. Widiyartono