blank
Dr Muhammad Taufiq DEA. Foto: dok/usm

JAKARTA (SUARABARU.ID)– Pemerintah Indonesia terus berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masa depan (new economics for sustainable development), yang berkelanjutan, inovatif dan inklusif, dengan fokus pada pengembangan sektor-sektor kunci, yang akan menjadi motor utama perekonomian Nasional.

Ekonomi masa depan lahir sebagai respons masyarakat global, terhadap tantangan dunia yang semakin kompleks. Seperti perubahan iklim, ancaman kehilangan keanekaragaman hayati, degradasi habitat alami, krisis pangan, air, energi, gap sosial-ekonomi yang semakin melebar, dan lain sebagainya.

Kondisi ini mendorong pentingnya pertumbuhan ekonomi, yang mengedepankan inklusivitas dan lingkungan yang berkelanjutan, melalui ekonomi hijau, ekonomi biru, ekonomi orange (industri kreatif), dan ekonomi kuning (ekonomi digital).

BACA JUGA: Tim PKM USM Beri Pelatihan Teknologi ‘Internet of Things’ di SMA Sint Louis

Isu ekonomi masa depan menjadi bagian dari Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, terutama pada Cita kedua yang berbunyi. ‘Memantapkan sistem pertahanan keamanan negara, dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.

Di samping itu, ekonomi masa depan juga menjadi bagian penting dalam Konsep Rancangan Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.

Beranjak dari isu itu, Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat I Angkatan LXI Tahun 2024 yang diselenggrakan Lembaga Administrasi Negara (LAN), yang diikuti 31 peserta lintas Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah, telah menyusun Policy Brief, yang berjudul ‘Strategi Penguatan Ekonomi Masa Depan sebagai Pengungkit Pertumbuhan Ekonomi Tinggi’, yang berlangsung hingga 23 Desember 2024 di LAN RI Pejompongan, Jakarta.

BACA JUGA: Jelang Natal dan Tahun Baru, PLN UIK Tanjung Jati B Perkuat Keandalan Operasi Melalui Walkdown Management

Plt Kepala LAN, Dr Muhammad Taufiq DEA, seperti dalam keterangan tertulisnya mengatakan, Policy Brief ini diharapkan dapat menjadi rujukan pemerintah, dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan tetap mengedepankan prinsip inklusivitas, dan lingkungan yang berkelanjutan.

Untuk mewujudkan ekonomi masa depan yang inklusif dan berkelanjutan, pemerintah Indonesia merumuskan sejumlah langkah strategis, yang bertujuan untuk memanfaatkan potensi lokal, guna menghadapi tantangan global.

Sementara itu, untuk pengembangan ekonomi hijau menurut Dr Muhammad Taufiq, perlu akselerasi Transisi Energi Nasional (TEN), yang penting untuk dilakukan.

BACA JUGA: Kota Magelang Raih IGA 2024 Kategori Kota Sangat Inovatif

”Agenda transisi ini, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia dari penggunaan sumber energi fosil, dan ketergantungan terhadap impor energi,” kata Taufiq, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (6/12/2024).

Dengan mengurangi ketergantungan itu, lanjutnya, diharapkan akan menyelamatkan Indonesia dari krisis energi, ekonomi, dan lingkungan di masa yang akan datang.

Dia juga menyatakan, Pengembangan Ekonomi Biru untuk mendorong peningkatan kontribusi sektor maritim terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB), modernisasi infrastruktur pada sektor maritim, dan penanggulangan praktik Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing, sangat penting untuk dilakukan.

Pemerintah juga perlu memrioritaskan sektor ekonomi kreatif, dengan mendukung dan memberdayakan pelaku usaha mikro dan kecil.

Dengan demikian, ekonomi kreatif dapat didorong untuk menjadi keunggulan komparatif Indonesia di pasar global. ”Hal itu juga untuk mewujudkan Pengembangan Ekonomi Orange atau Industri Kreatif,” jelasnya.

Riyan