JEPARA (SUARABARU.ID) – Kepala Disparbud Jepara Moh Eko Udyyono mengharapkan kepada para penghayat yang berasal dari berbagai kelompok atau komunitas ini untuk saling menghormati keyakinan satu dan lainnya. Hal tersebut diungkapkan saat membuka sarasehan penghayat kepercayaan atau Kepercayaan Tuhan yang Maha Esa. Kegiatan dilaksanakan, Jumat (8/11/2024) di Museum Kartini dan ini diikuti puluhan penghayat dari berbagai komunitas yang ada di Kabupaten Jepara.
Menurut Moh Eko Udyyono, saat ini di Jepara terdapat enam penghayat yang tersebar hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Jepara. Antara lain Persada, Kapribaden, Pramono Sejati, Ilmu Sejati, Mastika, dan Subud yang harus dilestarikan.
“Saya yakin dari Kapribaden, Mastika, Subud ada perbedaan. Tapi jangan diperlebar. Cari persamaannya biar bisa guyub,” kata Eko.
Sementara Kepala Bidang Kebudayan Disparbud Agus Wibowo mengatakan, penting bagi penghayat di Jepara ini memiliki wadah yaitu Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI). Dengan begitu dapat mewadahi komunitas penghayat yang ada.
“Penting bagi penghayat sekarang ini memiliki lembaga resmi yang diakui negara dari tingkat kabupaten, provinsi maupun pusat. Salah satunya yaitu MLKI,” kata dia.
Salah satu penghayat Subandi mengatakan, di Jepara banyak sekali penganut aliran Kepercayaan atau penghayat. Namun, baru sebagian saja mereka yang mau merubah Kartu Tanda Penduduk (KTP), penghayat.
“Fungsinya MLKI di Jepara ini, ke depan semua penghayat itu bisa berkolaborasi mendukung dengan keyakinan lain. Biar tidak ada diskriminasi,” kata dia.
Sesuai dengan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK), bahwa penghayat setara dengan agama. Sehingga mereka dapat hidup bersama dengan warga negara lainnya. Serta mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
Hadepe