blank
MWC NU Kecamatan Jepara saat melakukan kunjungan ke Kompleks Makam dan Masjid Mantingan. Foto: Rudhy

JEPARA (SUARABARU.ID) – Ratu Kalinyamat bukan saja memiliki peran besar dalam menumbuhkan spirit antikolonialisme  di tengah-tengah bangsa Indonesia, tetapi juga dicatat sejarah memiliki peran besar  dalam syiar Islam. Peninggalan sejarah atas peran Sang Ratu  nampak pada bangunan Masjid Mantingan yang di bangun pada tahun 1559 dan juga makam Mantingan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua MWC  NU Kecamatan  Jepara K. Aunur Rofiq S.Pd, M.Pd kepada wartawan saat ziarah bersama pengurus MWC dan Ranting NU se – Kecamatan Jepara  ke makam Ratu Kalinyamat di Mantingan Minggu 20 Oktober 2024. Ziarah ini dilakukan dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional  ke – 9.

blank
Ziarah ke Makam Tjitrosomo 1 di Desa Sendang

Aunur Rofiq juga menjelaskan, Ratu Kalinyamat sejak tahun 2023 juga telah dinobatkan sebagai pahlawan kemerdekaan Republik Indonesia. “Pengakuan atas peran beliau oleh Negara ini tentu harus kita respon, bukan hanya mengenang  jasanya tetapi juga melanjutkan semangatnya dalam pembangunan Jepara dan bahkan pembangunan bangsa,” terangnya.

Rombongan MWC NU Kecamatan Jepara  juga melakukan ziarah ke makam  Makam Tjitrosoma I,III,IV, V,IV dan Tjitrosoma VII di Kamplek Makam Tjitrosoman Sendang serta ziarah ke makam tokoh NU Kecamatan Jepara.

Komplek makam Adipati Tjitrosomo yang berada di Desa Sendang, Kecamatan Kalinyamat, Jepara ini di  makamkan  trah adipati yang menguasai Jepara selama 185 tahun.

Menurut Aunur Rofiq tentu jasa – jasa Ratu Kalinyamat, Kanjeng Adipati Tjitrosomo sangat besar bagi daerah dengan masa kepemimpinan demikian lama. “ Karena itu menjadi kewajiban kita untuk memberikan penghormatan melalui ziarah dan doa,” tuturnya.

Hadepe