Siswa berkebutuhan khsuus mengikuti asesmen di RSUD Prembun, baru-baru ini.(Foto:SB/Kominfo Kbm)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Sejumlah peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) tingkat SMP di Kabupaten Kebumen menjalani asesmen di RSUD Prembun dan RSUD Dr Soedirman Kebumen.

Asesmen  bertujuan mengetahui kondisi atau kemampuan peserta didik dalam pencapaian perkembangan secara akademik dan psikologi.

Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olah Raga (Disdikpora) Kabupaten kebumen Yanie Giat Setyawan menungkapkan , kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun bekerja sama dengan RSUD.

Peserta yang ikut merupakan hasil pendataan dari satuan pendidikan. Tahun ini ada 135 siswa yang mengikuti asesmen dari total 251 siswa PDBK.

“Asesmen PDBK untuk pmengetahui potensi dan kelemahan individu sehingga dapat diidentifikasi kebutuhan dari hal yang dikuasai dan yang belum dikuasai baik dalam aspek pembelajaran atau aspek perkembangan,”ujar Yanie di RSUD Prembun, Senin (7/10).

Seorang siswa SMP mengikuti tes kesehatan mata di RSUD Prembun, baru-baru ini.(Foto:SB/Kominfo Kbm)

Yanie menyebut  tidak semua siswa PDBK mengikuti asesmen ini, karena pembiayaan yang terbatas. Karenanya, asesmen ini akan dilakukan secara bertahap dengan mendahulukan siswa yang membutuhkan perhatian ekstra.”Asesmen dilakukan secara bertahap,”tuturnya.

Kemampuan Baca Tulis

Di tempat yang sama dr Singgih Priambodo RSUD Prembun mengatakan, ada beberapa hal dalam asesmen ini, pemeriksaan kesehatan berupa pemeriksaan mata, mulut, telinga, jantung, paru. Kemudian kemampuan membaca, dan menulis, serta menginterview kesulitan-kesulitan di sekolah.

“Dari hasil pemeriksaan tadi memang ada beberapa anak yang membutuhkan bimbingan belajar yang intens, karena setiap anak memiliki kemampuan daya serap yang berbeda. Ada juga beberapa yang daya ingatnya masih lemah, jadi butuh pendampingan yang ekstra, bukan hanya di sekolah, tapi juga di lingkungan keluarga,”ujar Singgih.

Yulia Tri Haryati Psikolog RSUD Prembun menyampaikan, asesmen ini dilaksanakan untuk mengatahui potensi akademik, sosial personal, dan devisit yang dimiliki setiap anak.”Jadi tadi itu ada tes intelegensia, gaya belajar dan kepribadian,” terangnya.

Dari hasil pemeriksaan psikologi, ada beberapa anak yang masih belum bisa membaca atau menulis. Ada juga beberapa siswa yang merasa sangat lemah dalam mengikuti satu atau dua mata pelajaran, seperti matematika dan bahasa Inggris, sehingga butuh pendampingan ekstra.

Yulia menambahkan, dari asesmen ini rumah sakit akan memberikan rekomendasi yang dapat orang tua lakukan demi pencapaian perkembangan anak.

Termasuk kepada guru, bagaimana membuat metode yang efektif dalam menerapkan proses pembelajaran terhadap ABK sesuai dengan kesulitan yang dihadapi anak.

Komper Wardopo