Beberapa langkah lain juga dilakukan dengan penyampaian informasi dan edukasi melalui beragam media. Sementara untuk fogging, dr Djatmiko menuturkan hal itu dilaksanakan dengan fokus di lokasi kejadian DBD yang memenuhi kriteria fogging guna menurunkan populasi nyamuk dan menurunkan psikologis masyarakat yang cemas karena kejadian kasus DBD di lingkungan mereka.
Tidak hanya itu, guna mencegah DBD di lingkungan sekolah, dr Djatmiko memberikan imbauan kepada instansi pendidikan agar dilakukan PSN oleh anak sekolah di lingkungan sekolah masing-masing melalui pengaktifan UKS (Unit Kesehatan Sekolah) di setiap sekolah serta imbauan anak-anak diusahakan memakai lengan panjang dan lotion anti nyamuk saat keluar rumah.
Waspadai Gejala
Dokter yang juga berpraktik di Klinik Jambu Medika ini mengatakan, masyarakat dapat mendeteksi sejak dini penyakit DBD jika terdapat gejala. Umumnya pada anak-anak, bila terjadi panas 2-3 hari, segera melakukan laboratorium darah.
“Jika terjadi panas selama 2-3 hari tetapi tidak turun-turun, maka itu segera ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan rekomendasi tes laboratorium darah,” jelas dr Djatmiko MAP.
Tya Wiedya