blank

Fakultas Psikologi Unissula menyelenggarakan workshop prophetic parenting. Workshop inimerupakan rangkain dari konferensi internasional Inter-Islamic University Conference on Psychology (IIUCP) ke- 11. Hadir sebagai pemateri Prof KH Yahya Zaenul Mu’arif Lc MA PhD yang dikenal dengan Buya Yahya. Acara diselenggarakan secara luring di Gedung Auditorium Kampus Kaligawe, Ahad (23/6/2024).

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah itu menyebut seringkali orang tua tidak memilikikesadaran dalam mendidik anak. “Permasalahan yang sering terjadi adalah guru itu mendidik, tapi orang tuanya di rumah merusak. Karena memang orang tuanya tidak punya kesadaranitu. Dan karena tidak memiliki harapan yang besar orang tua tidak ada kerinduan untukbelajar bagaimana cara mendidik,” jelasnya.

Sehingga menurutnya ada dua jenis pendidikan bagi anak. Yaitu pendidikan anak sebelumlahir, dan pendidikan anak setelah lahir. “Pendidikan anak itu bukan dimulai disaat anak ituterlahir, akan tetapi ternyata jauh sebelum anak itu terlahir kita harus mempersiapkankehadiran anak tersebut,” sebutnya.

Kemudian tahapan setelah lahir dimulai dari usia 0 hingga 18 tahun. Usia 0-2 tahun orang tuamulai memperdengarkan kalimat-kalimat yang baik. Usia 2-7 tahun orang tua mulaimemberikam teladan yang baik. Kemudian 7-10 tahun orang tua mulai menanamkan rasa tanggungjawab dan konsekuensi akan tindakan.

Selanjutnya di usia 10-15 tahun orang tua harus mulai menyadari bahwa anak sudah berbeda. Dan memiliki kecenderungan dengan lawan jenis yang mulai tumbuh. Dan usia 15-18 tahunadalah babak baru dalam pendidikan anak. “Di usia 18 ke atas mulai babak baru, karenabiasanya sudah mulai mengarah kepada serius. Maka orang tua harus mulai memberinyakeleluasan di dalam mengambil keputusan dan sikap,” pungkasnya.