JEPARA (SUARABARU.ID)- Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang bersifat bendawi, materialisme dan kekinian, pengurus Jatman ( Jamiyyah Ahlith Thariqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyah) Idaroh Ghusniyah Kecamatan Tahunan ingin memasyarakatkan sufisme atau tasawuf, yaitu sebuah gerakan Islam yang mengajarkan ilmu cara menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak, membangun lahir dan batin serta untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi kepada kaum nahdliyin.
Kegiatan bertajuk Ngaji Bareng Kitab Minahus Saniyah yang digelar di pondok pesantren An Nur Mangunan pada hari Sabtu, (15/6/2024) dihadiri sejumlah Pengurus MWC NU Tahunan, Rois Syuriyah Ranting, dan ratusan santri. Tampak hadir KH. Ali Masykur, KH. Moh. Rusydi, K. Roshif Arwani, KH. Misbahuddin, KH. Nur Jazin, dan jajaran pengurus Idaroh Ghusniyah Kecamatan Tahunan.
K. Roshif Arwani, Pengurus Jatman Idaroh Ghusniyah Kecamatan Tahunan menuturkan bahwa kegiatan Ngaji Bareng Kitab Minahus Saniyah yang digelar ini merupakan tindak lanjut dari musyawarah program yang dilaksanakan di forum Pahingan MWC NU Tahunan. Yi Roshif, panggilan akrabnya berharap hasil dari kegiatan Ngaji Bareng Kitab ini nanti bisa ditularkan oleh Rois Syuriyah Ranting di forum Lailatul Ijtimak. ” Kita berdayakan potensi Kiai lokal untuk mensyiarkan thoriqoh, tasawuf di tengah-tengah jamaahnya.” Harapnya.
KH. Misbahuddin, Ketua MWC NU Tahunan mengapresiasi program Ngaji Bareng Kitab Minahus Saniyah yang digelar oleh Pengurus Jatman Idaroh Ghusniyah dan berharap forum ini juga menjadi latihan laku tasawuf, membenahi diri, sebelum ke orang lain. Dukungan senada disampaikan oleh KH. Moh. Rusydi agar lingkup Jamaahnya diperluas, tidak hanya di forum Pengurus, tapi menyentuh di lapisan masyarakat. Oleh karena itu, Kiai Rusydi berharap penyelenggaraannya ke depan di masjid-masjid.
Kegiatan Ngaji Bareng Kitab Minahus Saniyah diawali dengan istighotsah yang dipimpin oleh KH. Moh. Rusydi dilanjutkan pembacaan nadham sholawat badar oleh dewan asatidz Ponpes An Nur, dan sebagai puncak acara pembacaan Kitab Minahus Saniyah oleh KH. Ali Masykur.
Usai pembacaan Kitab ada pendalaman materi lewat diskusi, dan penyampaian musykilat yang sering dialami dan dirasakan oleh jamaah dalam kehidupan sehari-hari. ” Tanya jawab ini jangan sampai adu debat seperti kegiatan bahtsul masail LBM karena membahas tentang rohani dan pengalaman spiritual, namun lebih sharing pemahaman terhadap materi dan implementasi di laku sehari-hari.” Tegas Kiai Ali memberi rambu-rambu.
Kegiatan Ngaji Bareng Kitab Minahus Saniyah direncanakan digelar selapanan pada malam Ahad Wage secara idaroh dengan pembaca Kiai yang berbeda. Adapun materi pada Ngaji Bareng pada awal ini tentang taubah yang dilakukan oleh Salik, pelaku sufisme dan objek yang harus ditaubati.
ua/Sub