blank

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Bupati Kebumen Arif Sugiyanto tidak akan melarang sekolah mengadakan study tour.

Namun Bupati memilih dengan memperketat aturan studi wisata tersebut. Hal ini tentu sebagai respons terhadap kecelakaan bus saat study tour yang menewaskan sejumlah siswa di Jawa Barat baru-baru ini.

“Kalau dari kita tidak ada larangan, tetap dibolehkan. Tapi aturan perlu diperketat untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak dimeninginkan,”ujar Arif Sugiyanto di Pendopo Kabumian, Senin (20/5).

Bupati menilai larangan study tour di  sejumlah daerah sebagai reaksi yang berlebihan. Menurutnya, study tour mempunya tujuan yang baik, yakni menambah ilmu di luar sekolah.

“Namanya study tour itu ya studi (belajar), mereka cari tambahan ilmu di luar sekolah. Apalagi tidak semua sekolah menjalankan study tour. Kalaupun ada, kita akan melihat penyelenggaranya siapa, kendaraannya apa,”tuturnya.

Menurut Bupati, Pemerintah Daerah melalui Dinas Perhubungan harus bekerja sama dengan  Kepolisian untuk memastikan kelayakan armada yang digunakan dalam kegiatan study tour.

“Dinas Perhubungan dan Kepolisian harus tegas. Jika ada armada yang tidak memenuhi syarat atau tidak layak, langsung dilarang beroperasi,”tandas orang nomer satu di Kebumen itu.

Ia mengungkapkan, aturan yang perlu diperketat misalnya pihak sekolah atau penyelanggara wajib melaporkan sebelum study tour dilaksanakan. Supaya pemerintah bisa berkomunikasi dengan kepolisian dan Dishub untuk mengecek kelayakan armada bus.

“Sekolah juga wajib menyampaikan kendaraan apa yang dipakai, travel apa yang dipakai. Jadi kita akan melakukan koordinasi, apakah ini kendaraan atau sopir dan sebagainya memang sudah memenuhi persyaratan,”ujar dia..

Bahkan pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran yang mengatur tata cara pelaksanaan study tour. “Melaporkan, sudah ada komitmen dengan travelnya. Yang paling penting memastikan semua mematuhi aturan,”imbuh suami Iin Windarti itu.

Dengan langkah-langkah tersebut Pemkab Kebumen berharap kegiatan study tour dapat tetap berlangsung dengan aman dan teratur, serta menghindari insiden serupa yang terjadi di Jawa Barat.”Kita mencoba komunikatif adaptif, tidak langsung reaktif,”terang dia.

Komper Wardopo