DEMAK (SUARABARU.ID) – Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa resmikan jalan sepanjang 110 meter di Dusun Timbulsloko, Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah pada Minggu (10/03/2024).
Jalan sepanjang 110 meter yang terletak di tengah air laut dan menjadi penghubung dusun satu-satunya, menjadi harapan baru bagi masyarakat. Tim DMC Dompet Dhuafa melakukan peninggian jalan agar air laut tidak menggerus dan menutup jalan.
“Alhamdulillah sudah diselesaikan bersama warga di sini. Harapannya semoga dengan tingginya jalan itu, aktivitas masyarakat untuk bekerja atau sekolah, tidak terganggu. Semoga saat musim hujan, airnya tidak menggenangi jalan, jadi tidak perlu angkat (rok dan celana) ketika hendak pergi,” jelas Ika Saragih, Staf Kesiapsiagaan dan Mitigasi Adaptasi Perubahan Iklim DMC Dompet Dhuafa.
Dalam peresmian ini juga turut mengundang perwakilan dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang, Greenpeace, dan dari Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA). Mereka juga telah melakukan kontribusi besar kepada masyarakat Dusun Timbulsloko yang telah terdampak parah akibat air laut yang menenggelamkan secara perlahan rumah mereka.
Timbulsloko terdiri dari empat dukuh, yakni Dukuh Karanggeneng, Dukuh Wonorejo, Dukuh Bogorame, dan Dukuh Timblulsloko. Dulu Timbulsloko sangat kaya akan segalanya, ada sawah, tambak. Dengan adanya abrasi, maka Timbulsloko menjadi seperti ini.
“Timbulsloko itu mulai abrasi sekitar tahun 2014. Pada waktu itu awalnya tidak terasa kalau penurunan tanah itu dirasakan oleh warga. Kanan kiri (banyak) tanaman, termasuk tanaman buah-buahan seperti kelapa dan pisang juga ada. Terima kasih kepada Dompet Dhuafa yang telah datang membantu warga,” jelas Nadhiri Kepala Desa Timbulsloko.
Dalam kesempatan yang berbeda salah seorang admin akun media sosial Timbulslokobangkit, menuturkan, pada tahun 2019 merupakan abrasi terparah hingga saat ini. Pasalnya air sudah mulai masuk ke pekarangan rumah warga. Kendaraan sulit dilalui, bahkan tidak jarang mereka menitipkan kendaraannya di luar dari lingkungan rumah mereka.
“Tahun 2019 hingga saat ini terparah mas. Dahulu makam itu sudah penuh dengan air laut, jembatan ini (jalan kayu terapung) ini hampir tenggelam mas. Pokoknya kalau sudah malam, air laut pasang, sudah tidak ada aktivitas apapun di sini,” ujarnya.
Cukup berbanding terbalik dengan kondisi saat ini, mereka tetap senyum, dan terus bertahan menghadapi ancaman tenggelam ini. Terlihat air sudah menenggelamkan sekitar 1-2 meter tinggi rumah.
Sebagian masyarakat yang beruntung (memiliki finansial besar) telah berpindah ke tempat yang lebih aman, akan tetapi bagi yang kurang beruntung (berada di bawah kemiskinan) terpaksa harus bertahan.
Rumah-rumah warga mulai tenggelam, warga menginisiasi dengan pembuatan alas berbahan dasar kayu, dan menjadikan rumah mereka seperti rumah apung. Akibatnya mata pencaharian warga yang semula petani, beralih menjadi pekerja pabrik, adapula yang menjadi nelayan.
“Dahulu banyak tanam-tanaman masih hidup, namun karena tidak ada air (sekalipun ada), itu air asin, jadi sudah mati semua,” ujar Ngatemi salah satu warga.
DMC Dompet Dhuafa berharap mampu memberikan penguatan adaptasi kelompok masyarakat, dilakukan melalui penyesuaian tempat tinggal, penyediaan sarana air bersih, belajar lapang melalui studi banding, pemanfaatan teknologi, bantuan iklim tunai, dan alternatif ekonomi pesisir.
Dusun Timbulsloko masih membutuhkan uluran tangan. Mari bersama DMC Dompet Dhuafa membangun peradaban Dusun Timbulsloko yang tangguh dan makmur jauh dari sediakala. Karena Bumi Cuma Satu, Berdaya Sekarang
Ning S