blank
KONFERENSI PERS - Polda Jateng bersama Polres Tegal Kota gelar konferensi pers kebakaran Karaoke Orange Kota Tegal. (Foto: Sutrisno)

TEGAL (SUARABARU.ID) – Polda Jateng menyebutkan korsleting motor exhaust fan di ruang musola menjadi penyebab kebakaran tempat hiburan Karaoke Orange Kota Tegal yang terjadi pada Senin (15/1/2024) lalu.

Polda juga menyebutkan bahwa enam orang korban meninggal akibat menghirup hawa panas yang berlebihan. Hal itu disampaikan pada konferensi pers yang digelar Polda Jateng bersama Polres Tegal Kota di Aula Deviacita Mapolres setempat, Rabu (17/1/2024).

Konferensi pers dipimpin Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Satake Bayu didampingi Dirreskrimum Kombes Johanson Ronald Simamora, Kabiddokkes Kombes Dr Sumy Hastry, dan Kapolres Tegal Kota AKBP Rully Thomas.

Kepada awak media, Kabidhumas menyebut, kasus ini sebagai kejadian menonjol karena banyak menelan korban jiwa. Pihaknya menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga para korban. Dan berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali pada tempat yang lain.

Akibat kejadian tersebut 15 orang dilarikan ke RSUD Kardinah, 6 meninggal dan 9 menjalani perawatan. “Kasus ini cukup menonjol, karena banyaknya korban yang meninggal. Dalam kesempatan ini kami menyampaikan turut berduka cita dan prihatin kepada para korban dan keluarganya. Kejadian kasus ini menjadi pembelajaran agar kasus serupa tidak terulang lagi,” ujar Kabidhumas.

Dirreskrimum Kombes Johanson Ronald Simamora menyebutkan, penanganan perkara melibatkan Bidlabfor Polda Jateng untuk mencari penyebab kebakaran. “Hasil dari olah TKP, penyebab kebakaran adalah korsleting motor Exhaust Fan di ruang mushola lantai 3,” ungkapnya.

Pihaknya juga telah memeriksa sejumlah saksi termasuk pengelola tempat karaoke. Namun hasil pemeriksaan, masih belum menetapkan tersangka yang bertanggungjawab atas kejadian tersebut. “Penanganan perkara masih berproses. Kita masih lengkapi keterangan dari ahli serta mencari alat bukti lainnya,” terangnya.

Kabiddokkes Kombes Dr Sumy Hastry menjelaskan penyebab kematian para korban adalah karena mati lemas. Akibat menghirup udara panas asap kebakaran. Hal tersebut sesuai hasil pemeriksaan otopsi terhadap para korban yang menemukan jelaga pada saluran pernapasan.

“Tidak ada tanda-tanda kekerasan ataupun luka bakar di tubuh korban. Semua mati lemas karena menghirup asap kebakaran. Ini sesuai dengan hasil otopsi para korban, ditemukan jelaga pada saluran napas,” jelasnya.

Kabiddokkes menambahkan 4 korban yang menjalani perawatan di rumah rumah sakit pada Selasa, (16/1/2024) sudah diperbolehkan pulang guna rawat jalan.

Menguatkan keterangan tersebut, Kabidlabfor melalui Kasubbid Fiskom AKBP Setiawan menyampaikan, meski yang terbakar hanya ruang musola, namun konstruksi TKP yang berupa lorong sempit tersebut memperparah keadaan. Sehingga mempersulit saat evakuasi para korban.

“Banyaknya barang mudah terbakar, seperti plastik, stereofoam dan kabel-kabel, membuat asap semakin pekat. Asap kemudian memenuhi lorong sempit dan memasuki kamar-kamar tempat para korban yang sedang beristirahat,” jelasnya.

Akhir konferensi pers, Kabidhumas berharap agar para pemilik tempat usaha memberikan pelatihan kepada karyawannya. Mengenai apa yang harus mereka lakukan jika menghadapi bencana termasuk kebakaran. “Perlu ada pelatihan pada karyawan, harus ada SOP dan bagaimana cara evakuasinya. Termasuk menyediakan alarm sehingga bisa membangunkan yang masih tidur,” pungkasnya.

Sutrisno