blank
Lestari saat memberikan sambutannya, saat diskusi daring bertema 'Waspada Diabetes Menggerogoti Usia Produktif', yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (15/11/2023). Foto: lmc

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Intervensi pemerintah melalui penerapan kebijakan, terkait penanggulangan penyakit tidak menular, mesti dilakukan secara konsisten, sebagai upaya menekan prevalensi diabetes di Tanah Air.

”Problem diabetes ada di depan mata kita, sehingga membutuhkan perhatian serius semua pihak,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, saat membuka diskusi daring bertema ‘Waspada Diabetes Menggerogoti Usia Produktif’, yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (15/11/2023).

Diksusi yang dimoderatori Anggiasari Puji Aryatie (Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI) itu menghadirkan Dr Eva Susanti SKp MKes (Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular-Kemenkes RI).

BACA JUGA: Ungguli Perusahaan Energi se-Asia, PLN Sukses Borong 5 Penghargaan Bergengsi dari Enlit Asia

Ada pula Dr Muhammad Adib Khumaidi SpOT (Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Prof Dr Ir Hardinsyah MS (Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia) sebagai narasumber. Selain itu, hadir pula Drg Hj Hasnah Syams MARS (Anggota Komisi IX DPR RI) sebagai penanggap.

Menurut Lestari, ancaman itu harus diantisipasi dan dicermati, agar bonus demografi yang diharapkan tidak berubah menjadi beban.

Apalagi, ujar Rerie sapaan akrab Lestari, berdasarkan catatan WHO, angka kasus diabetes di dunia yang terbanyak adalah tipe 2, yang bisa dicegah dengan pemahaman dan upaya yang tepat.

BACA JUGA: Tiga Inovasi Pemkot Semarang Masuk 10 Besar IndoHCF Award 2023

Kondisi itu, tambah Rerie yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah ini, harus menjadi perhatian, apalagi diabetes menyerang usia produktif.

Anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu mendorong, agar para pemangku kepentingan benar-benar aktif melakukan pencegahan, melalui penerapan sejumlah kebijakan yang relevan.

Selain itu, tambah dia, juga harus diinisiasi gerakan peningkatan kualitas hidup sehat, melalui edukasi dan peningkatan layanan kesehatan melalui sistem kesehatan terpadu, demi memaksimalkan manfaat bonus demografi pada Indonesia Emas 2045.

BACA JUGA: PGN Raih 6 Kategori Penghargaan Loss Control Summit 2023, Performa Gas Loss Management Terjaga Apik,

Eva Susanti pun sependapat, kesiapan mewujudkan bonus demografi harus diiringi dengan upaya membangun generasi emas yang sehat. Karena kondisi saat ini di Asia Tenggara, ungkap Eva, kasus diabetes menduduki peringkat keenam dengan jumlah penderita 90,2 juta atau 8,7 persen dari populasi.

Jumlah kasus tersebut, imbuh Eva, akan terus naik bila tidak ada upaya untuk mengendalikan faktor risiko. Apalagi, tegas dia, diabetes merupakan ibu dari segala penyakit.

Disebutkan dia, gaya hidup seperti merokok, kurangnya aktivitas fisik dan kurangnya makan buah dan sayuran, dapat meningkatkan risiko terkena penyakit tidak menular seperti diabetes.

BACA JUGA: Ribuan Anggota Tani Merdeka Kudus Deklarasikan Dukungan untuk Prabowo-Gibran

Sementara itu, Muhammad Adib Khumaidi berpendapat, bila bicara diabetes, yang harus dilakukan adalah, kenali risiko dan bagaimana pencegahannya.

”Yang terpenting masyarakat memiliki akses yang sama bila terkena diabetes, untuk mendapat penatalaksanaan yang tepat,” terang dia.

Apalagi, tegasnya, diprediksi jumlah penderita diabetes akan terus meningkat di masa datang. Diakui dia, perubahan pola hidup sudah mulai terlihat pada masyarakat di perkotaan, tetapi belum terlihat secara masif.

Adib juga mendorong, agar dilakukan kampanye untuk mengurangi konsumsi makanan manis, lewat regulasi yang mewajibkan informasi kandungan gula dalam makanan yang beredar.

Riyan