Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana, menghadiri peringatan Hari Santri Nasional (HSN) se-Provinsi Jateng di alun-alun Kabupaten Demak, Minggu (22/10/2023). Foto humas

DEMAK (SUARABARU.ID) – Sebanyak 15 ribu santri mengikuti apel upacara Hari Santri Nasional (HSN) se-Provinsi Jateng di alun-alun Kabupaten Demak, Minggu (22/10/2023).

Apel upacara yang dipimpin oleh Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana, ini juga dihadiri oleh  Bupati Demak beserta jajarannya. Peringatan Hari Santri ke-9 ini mengambil tema “Jihad Santri Jayakan Negeri”.

Dalam sambutannya, Pj Gubernur Jateng mengatakan bahwa secara konseptual, tema yang diambil pada hari santri nasional ini untuk mengingatkan, bahwa perjuangan masih akan terus dilakukan di ranah intelektual.

“Perjuangan saat ini adalah untuk memerangi kemiskinan,  ketidakadilan dan kebodohan,” katanya.

Untuk memerangi tiga persoalan tersebut, Nana berpandangan, santri harus menguasai  ilmu agama maupun teknologi.  Dengan penguasaan itu, santri diharapkan mampu memilah dan memilih informasi, sehingga tidak mudah terprovokasi berita hoaks.

Selain itu, santri juga wajib memiliki life skill. Sebab, bisa dijadikan bekal untuk kemandirian ekonomi.

“Artinya punya kemampuan untuk menghadapi tuntutan dan tantangan kehidupan ke depan. Masih banyak tantangan yang harus kita hadapi ke depan ini,” tutur Nana.

Dengan berbagai kemampuan itu, menurut Nana, maka santri dituntut mampu berkontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa. Termasuk, dalam pencegahan perundungan.

Dikatakan Nana, Pemerintah Provinsi Jateng senantiasa melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, seperti Dinas Pendidikan dan Kanwil Kemenag untuk menekan terjadinya perundungan di lingkungan pendidikan. Pihaknya tidak menginginkan kasus perundungan terjadi berulang.

Oleh karena itu, ia meminta mengintensifkan pengawasan baik di kelas, sekolah, maupun pondok pesantren. Pengawasan itu perlu dilakukan oleh guru, kepala sekolah, maupun pengasuh pondok pesantren.

Pada kesempatan itu, Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana juga memberikan sejumlah bantuan.

Antara lain bantuan modal usaha produktif untuk 1.500 mustahik dengan total nilai Rp4,5 miliar, renovasi pondok pesantren senilai Rp 925 juta, RTLH 1 unit Rp 20 juta, dan 200 paket sembako.

Di samping itu, Pj Gubernur juga menyerahkan sertifikat halal untuk produk olahan buah dan sayur milik Al Husna dan Kreby-kreby.

Hery Priyono