SEMARANG (SUARABARU.ID) – Suhu udara Kota Semarang yang meningkat semakin panas hingga 38 derajat celcius akhir-akhir ini, menimbulkan kekhawatiran akan timbulnya gangguan kesehatan warga masyarakat.
Anggota DPRD Kota Semarang dari Fraksi Golkar, Anang Budi Utomo, mengatakan, warga masyarakat Kota Semarang harus lebih hati-hati menyikapi akan adanya peningkatan suhu panas akibat anomali cuaca ini.
Sekretaris Komisi D DPRD Kota Semarang ini menyoroti panas ekstrem tersebut dengan mendorong berbagai upaya yang harus dilakukan Pemerintah Kota Semarang dalam menangani imbas dari kondisi tersebut, khususnya persoalan kesehatan.
Walau begitu, politisi dari Partai Golkar ini melihat langkah yang sudah dilakukan Pemkot Semarang di bawah kepemimpinan Walikota Hevearita Gunaryanti Rahayu dinilai cukup sigap dalam mengantisipasi cuaca ekstrim.
Kesigapan tersebut terlihat, ketika dia melakukan inspeksi mendadak (sidak) beberapa pos pelayanan terpadu (posyandu), dan sekolah-sekolah di Kota Semarang belum lama ini bersama anggota dewan lainnya.
“Saya melakukan pemantauan di posyandu, pemberian vitamin-vitamin sudah dilakukan, termasuk ke sekolah-sekolah setiap Jumat. Dan langkah tindakan yang dilakukan pemkot saya nilai sudah tepat,” katanya, Rabu (4/10/2023).
Menurutnya, pemenuhan gizi seimbang sangat penting. Jika tidak diantisipasi dengan asupan gizi yang baik, maka kekebalan tubuh orang akan menjadi sangat rentan.
“Lihat isi piringmu, artinya harus ada keseimbangan karbohidrat, protein, lemak, sayur, dan buah. Asupan ini bisa membuat kebal dan ketahanan tubuh lebih baik,” ujarnya.
Politikus Golkar itu mengatakan, selain pemerintah turun ke bawah, masyarakat sendiri juga harus melakukan upaya-upaya preventif supaya terhindar dari berbagai penyakit yang disebabkan panas ekstrem tersebut. Terlebih, bagi masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan.
“Bisa dehidrasi jadi mudah lelah, gangguan saluran pernapasan, lalu perubahan siang menuju malam harus disikapi dengan baik,” katanya.
Anang menyatakan, kecepatan Pemkot Semarang itu menunjukkan negara hadir di tengah-tengah masyarakat. Terlebih, upaya yang dilakukan mempunyai tujuan yang jelas yaitu, memastikan pemenuhan hak atas kesehatan masyarakat.
“Kami harap jadi sistem yang tidak seperti model pemadam kebakaran, ada api baru dipadamkan,” katanya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam, mengatakan, selain menyerang imunitas tubuh, kondisi panas seperti saat ini juga berpotensi menimbulkan penyakit seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan diare.
Selain itu, potensi penyakit diabetes juga bisa terjadi manakala orang yang memiliki kegawatan diabetes sering mengkonsumsi minuman dingin atau es yang mengandung kadar gula tinggi saat cuaca panas.
Oleh karena itu, Hakam mengimbau kepada masyarakat untuk tidak sering meminum produk instan dengan kadar gula tinggi yang banyak dijual di pasaran. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk menunda diet agar sistem kekebalan tubuh bisa terjaga.
“Seandainya kita mengetahui suhu udara luar di atas 40 derajat, misal atau sekarang 36 panasnya, sudah luar biasa dan risiko dehidrasi tinggi. Kemudian orang dehidrasi dan dia memiliki penyakit diabetes atau kencing manis, akan bahaya jika minum dingin dan kadar gula tinggi. Hal itu akan berisiko ke keadaan yang kegawatan untuk orang diabetes,” katanya.
Dirinya menjelaskan, selain untuk merehidrasi, orang normal biasanya minum 2 liter perhari, tapi kalau kondisi panas seperti saat sekarang ini maka harus ditambah setengah sampai satu liter.
“Seperti ini juga tidak boleh diet dulu, kalau sehari tiga kali makan ya tiga kali, kalau perlu pakai vitamin yang mungkin bisa vitamin C, B dan vitamin B Complex bisa membantu tubuh kita agar sistem kekebalan tubuh naik. Karena cuaca seperti ini yang dibutuhkan meningkatkan kekebalan tubuh. Makanya tidak boleh terlambat makan, cukupi hidrasi di tubuh kita dan hindari stress,” katanya.
Sementara masyarakat juga diharapkan bisa mengurangi aktivitas di luar ruangan. Manakala memang tidak bisa dihindari, disarankan untuk memakai produk body lotion dan alat pencegah paparan sinar matahari secara langsung.
“Kalau cuaca panas aktivitas sebaiknya lebih di dalam ruangan dulu saja. Dan jika harus keluar ruangan, diusahakan menggunakan pakaian tertutup dan kacamata hitam untuk mengurangi paparan matahari langsung. Lalu kalau ada keluhan tenggorokan gatal jangan sampai menunggu demam, silahkan datang ke puskesmas silakan ke klinik,” paparnya.
Lebih lanjut, Hakam menjelaskan jika kondisi kualitas udara yang diteliti setiap bulan yakni seperti CO2, Nitrogen Dioksida, kemudian debu-debu Particulary Matter (PM) 10 dan PM 2,5 ini bisa berakibat radang tenggorokan.
“Nah PM 10 dan 2,5 ini yang di 16 kecamatan kondisinya itu di level sedang dan merah. Nah debu-debu PM 10 dan 2,5 itu kalau memapar manusia bisa menyebabkan radang di tenggorokan. Kalau masuk di saluran mata jadi keruh. Kemudian risiko diabetesnya akan tinggi,” imbuhnya.
Hery Priyono